Salin Artikel

"Lima Hari Kontak Tembak di Timor Timur, Prajurit Saya Meninggal"

JAKARTA, KOMPAS.com - Terjun ke daerah operasi menjadi pengalaman yang paling membanggakan dan berharga bagi setiap prajurit TNI. Tak terkecuali mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko.

Namun siapa sangka, terjun ke daerah operasi sekaligus menjadi pengalaman yang paling membekas yang pernah dirasakan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu.

Di sepanjang kariernya sebagai prajurit TNI, setidaknya pria berusia 65 tahun itu sudah dua kali terjun ke daerah operasi, yaitu ke Timor Timur pada 1984 dan Irak-Kuwait pada 1992.

Operasi di Timor Timur menjadi operasi militer pertamanya, setelah lulus dari Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah. Berbekal teori yang diperoleh selama menempuh pendidikan di AKABRI, Moeldoko memimpin pasukan.

Lima hari pertama sejak terjun ke daerah operasi, kontak tembak terus menerus terjadi antara pasukan yang dipimpin dirinya dengan musuh. Hingga pada akhirnya ada satu orang prajurit yang gugur tertembak di depan matanya. 

"Ada pengalaman menyesakkan. Lima hari pertama kita ada kontak, prajurit saya meninggal," ucap Moeldoko dalam program Gaspol, seperti disiarkan YouTube Kompas.com, Kamis (22/6/2023).

Di tengah situasi yang serba cepat, Moeldoko kalut. Di dalam pikirannya saat itu, nyawa anak buahnya adalah yang utama.

Tanpa mengindahkan tembakan peluru yang terus ditembakkan musuh dari berbagai penjuru, Moeldoko mengejar musuh seorang diri tanpa rasa takut. Di dalam benaknya saat itu, ia hanya ingin menangkap musuh itu.

"Waktu itu saya belum punya pengalaman tempur, masih bujangan, baru ada teori-teori di AKABRI," imbuhnya.

Sehingga, ketika masuk ke medan tempur sungguhan situasinya sangat berbeda dibandingkan dengan teori yang selama ini didapatinya di sekolah.

Salah seorang anak buahnya kemudian mengejarnya dan berhasil menghentikan langkahnya untuk mencari musuh itu.

"Ditarik saya sama bintara saya. Karena saya kejar sendirian. Tarik mundur. 'Komandan, jangan begitu, mundur'," jelas Moeldoko.

Bagi pria kelahiran Kediri, Jawa Timur itu, bukan perkara mudah untuk menyampaikan kabar kepada keluarga prajurit yang gugur. Sebab, sebagai komandan satuan, dirinya memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan keamanan seluruh prajurti.

"Karena saya harus menyampaikan kepada keluarganya, itu benar-benar sangat sulit. Nah itu pengalaman menurut saya yang membekas sampai sekarang," ucapnya.

Moeldoko menyadari bahwa menjadi prajurit bukan pekerjaan mudah. Sejak awal pun setiap prajurit telah dibekali pengetahuan bahwa salah satu risiko yang harus dihadapi di medan tempur adalah kematian.

Hal ini pun juga telah disampaikan kepada keluarga prajurit itu sebelum mereka berangkat ke medan operasi.

"Istri-istrinya juga sudah kita bekali, pada saat dia mau nikah, pertanyaan saya mesti seperti itu, 'apa anda siap menjadi janda?' Pertanyaan kepada calon istri seperti itu," terangnya.

"Karena memang risiko tertinggi prajurit ya itu dalam tugas. Walaupun sudah kita latih sedemikian rupa, sudah kita kontrol sedemikian rupa, tapi kadang-kadang ada hal-hal yang tidak bisa dihindari," tutup Moeldoko.

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/23/16353901/lima-hari-kontak-tembak-di-timor-timur-prajurit-saya-meninggal

Terkini Lainnya

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke