Salin Artikel

Menunggu Kejutan PDI-P: Antara 2 PR Ganjar dan Cawe-cawe Jokowi

PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden untuk Pemilu Presiden 2024 sejak 21 April 2023.

Namun, bakal pendamping Ganjar belum juga diumumkan. Koalisi pun belum kunjung jadi, baik yang mengusung Ganjar maupun pengusung bakal lawan tandingnya.

Adakah partai pemenang Pemilu 2019 ini tengah menyiapkan kejutan? Akankah ini menjadi penentu peta akhir kontestasi kepemimpinan nasional mendatang?

Buat pengingat, PDI-P sejatinya bisa saja melenggang ke Pemilu Presiden 2024 tanpa partai lain bergabung dengannya dalam koalisi.

Persentase perolehan kursi di DPR dari partai ini sudah mencukupi syarat pengusungan pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden.

Namun, opsi tersebut tidak diambil PDI-P. Artinya, ada kebutuhan yang harus digenapi PDI-P dari luar dirinya sendiri. Sekali lagi, akankah bakal ada kejutan di sini?

PR 1 Ganjar: awal keberangkatan

Perjalanan Ganjar menuju pencalonan RI-1 tidaklah sama seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pekerjaan rumah (PR) untuk Ganjar pun bisa berlipat kali dari yang dijalani Jokowi.

Sama-sama berangkat dari kursi gubernur saat diusung sebagai bakal calon dari partai, gaung dan aura antara Gubernur Ibu Kota dan Gubernur Jawa Tengah tetaplah tak bisa disamakan.

Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi juga adalah Wali Kota Solo untuk dua periode, meskipun tak tuntas di periode kedua. Kedekatan dan kelekatan dengan basis suara lebih kental karena problem-problem keseharian. 

Adapun Ganjar, sebelum menjadi Gubernur Jawa Tengah, adalah anggota DPR. Walau untuk bisa sampai ke kursi ini butuh perolehan suara mayoritas di daerah pemilihannya, kedekatan yang terjadi cenderung tak selekat itu.

Satu lagi, sama-sama gubernur, berita dari Jakarta sudah nyaris tak beda dengan berita tingkat negara.

Walaupun Jawa Tengah adalah provinsi dengan populasi terbanyak ketiga di Indonesia, berita dari dan tentang Jakarta cenderung lebih seksi dan tak jarang jadi terasa kabar untuk senegara.

Poinnya, PDI-P masih harus bekerja ekstra bila hendak mengantarkan Ganjar ke Istana Negara, melebihi upaya mereka saat mengusung Jokowi di dua pemilu presiden sebelumnya.

Di antara kerja ekstra ini tampaknya adalah memastikan koalisi menjadi kumpulan kawan politik yang sama-sama mau benar-benar bekerja bersama, bukan kawan yang semata menunggu bagian irisan kekuasaan setelah kemenangan. 

PR 2 Ganjar: Elektabilitas

Asumsi hingga tulisan ini tayang adalah tiga nama akan berlaga sebagai bakal calon presiden di Pemilu Presiden 2024, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Setidaknya, survei publik menempatkan mereka di daftar teratas untuk kontestasi kepemimpinan nasional.

Yang jadi soal, elektabilitas Ganjar tidak selalu teratas. Kalaupun teratas, angkanya masih jauh dari mayoritas. 

Di sini, perlunya koalisi mulai mendapatkan panggung. Yang dibutuhkan PDI-P adalah penyanding basis nasionalis yang jadi DNA-nya. Di Indonesia, ini dibaca sebagai basis pemilih muslim.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN), dua di antara representasi kebutuhan basis itu, sudah merapat ke kubu Ganjar. Cukupkah?

Bagaimanapun, Prabowo dan Anies juga menggunakan basis massa pemilih muslim. Salah satunya tidak maju pun, basisnya tinggal geser ke salah satu dari ini.

Walau jejak karier politik Anies barulah satu periode Gubernur DKI Jakarta, kontestasi yang pernah mengantarkannya ke DKI-1 adalah salah satu simpul besar yang pernah membelah Indonesia ke dalam polarisasi mendalam.

Adapun Prabowo, lebih menantang lagi kedudukannya bagi Ganjar.

Pada 2009, dia adalah calon wakil presiden yang mendampingi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Pemilu Presiden 2009. 

Lalu, dua kali Prabowo maju menjadi calon presiden dalam pemilu presiden sebelum ini memastikan kapitalisasi dukungan untuknya jelas tak bisa dipandang sebelah mata.

Ditambah lagi, bisa saja dukungan untuk Anies beralih kepada Prabowo, atau sebaliknya. Tantangan yang dihadapi Ganjar bertambah besar.

Kemungkinan ini nyata tak bisa disepelekan. Baik itu karena dukungan koalisi untuk Anies atau Prabowo pada akhirnya  tidak memadai, misalnya, maupun pemilu presiden berlangsung dua putaran. 

Strategi apa yang harus dibidik Ganjar dalam hal ini?

Jeli mencermati peta perolehan suara di Pemilu Presiden 2019 bisa jadi adalah PR kedua bagi Ganjar untuk memecahkan kemandekan elektabilitas dalam jajak pendapat publik sekaligus terobosan untuk menghadapi kontestasi. 

Cawe-cawe Jokowi

Kemungkinan kontestasi kepemimpinan nasional diharapkan hanya diikuti dua pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, antara lain bisa ditengarai dari cawe-cawe Jokowi untuk Pemilu Presiden 2024. 

Gelagatnya mulai dari inisiatif Jokowi dalam orkestrasi Koalisi Besar. Lalu, Jokowi dalam beragam kesempatan meng-endorse Prabowo dan Ganjar. Tak kurang, kriteria calon presiden penerusnya pun dia definisikan.

Terkini, Presiden Jokowi gamblang menyatakan akan cawe-cawe untuk Pemilu Presiden 2024 di hadapan sejumlah pemimpin redaksi media nasional, Senin (29/5/2023).

Berjanji hanya akan menggunakan jalan politik, Jokowi berdalih cawe-cawe ini dia lakukan demi bangsa dan negara, menggunakan basis argumentasi posisi Indonesia di ranah ekonomi sebagai negara berpendapatan menengah (middle income). 

Menggunakan logika jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap), Indonesia menurut Jokowi punya kesempatan dalam 13 tahun mendatang untuk melompat ke level negara maju. Syaratnya, kata dia, pemimpin di dua periode setelah ini harus bernyali.

Baca di Kompas.id: Kesempatan Tak Datang Berkali-kali, untuk Kemajuan Bangsa Jokowi Akui Cawe-cawe

Namun, dalam hal perekonomian, patut dibaca juga bahwa biaya penyelenggaraan pemilu sebaiknya dihemat, mengingat saat ini bahkan perekonomian dunia pun tidak sedang baik-baik saja.

Kejutan PDI-P

Bila Jokowi saja punya kriteria dan cara untuk menyongsong Pemilu Presiden 2024, Megawati Soekarnoputri sebagai pemimpin partai yang mengusung Jokowi tentulah juga punya. Jam terbang Megawati berpolitik pun jelas lebih panjang dan lebih banyak aral pula.

Pertanyaannya, dari semua PR Ganjar dan pengakuan cawe-cawe Jokowi di atas, Megawati hendak memainkan kartu apa lagi?

Satu kartu yang patut diduga merupakan puncak strategi PDI-P untuk Pemilu Presiden 2024 adalah soal pendamping Ganjar. 

Bacaan yang dipakai Megawati soal ini pun patut diduga lebih dari gambaran publik. Konon kabar, kriteria itu sudah ada.

Yang menarik, aneka survei yang hilir mudik memenuhi ruang publik tak sampai memotret ke sana. Padahal—bila benar—"konon kabar" itu punya peluang seketika menambal PR Ganjar dan mengguncang ruang gerak kompetitor, siapa pun itu.

Buat pengingat, Pemilu Presiden 2019 bisa menjadi contoh. Hingga saat terakhir, tak ada yang menyangka Ma'ruf Amin dipinang menjadi pendamping Jokowi untuk periode kedua. Terbukti, strategi itu menghasilkan kemenangan.

Laiknya pengusungan Ganjar yang diyakini mengguncang peta wacana koalisi yang sudah ada sebelum pengusungannya, tidak mustahil PDI-P menggunakan kartu bakal calon wakil presiden pendamping Ganjar sebagai guncangan pamungkas menuju peta final Pemilu Presiden 2024.

Pertanyaannya, kapankah kartu as ini dikeluarkan PDI-P?

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/02/11325181/menunggu-kejutan-pdi-p-antara-2-pr-ganjar-dan-cawe-cawe-jokowi

Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke