Menurut Said, hasil tiga lembaga survei lain menunjukkan elektabilitas Ganjar lebih tinggi dibandingkan Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.
"Tiga lembaga survei SMRC, Charta Politika, dan Indikator Politik semuanya menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo tertinggi di antara kedua kandidat, yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan," ujar Said saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (21/5/2023).
Said menjelaskan, pada survei SMRC dan Charta Politika Ganjar Pranowo unggul lebih dari 7 persen ketimbang Prabowo Subianto.
Sementara itu, survei Indikator mencatat Ganjar Pranowo unggul lebih dari 5 persen dari Prabowo.
"Saya lebih berkeyakinan ketiga lembaga survei tersebut lebih akurat ketimbang satu lembaga survei," tegas Said.
"Namun, apapun itu, kami akan terus bekerja keras meyakinkan rakyat untuk memilih Ganjar Pranowo agar elektabilitasnya makin tinggi," tambahnya.
Sebelumnya, hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terbaru menunjukkan terjadi penurunan elektabilitas calon presiden (capres) dari PDI-P Ganjar Pranowo.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby lantas mengungkapkan, ada tiga hal yang membuat elektabilitas Ganjar turun pada survei di bulan Mei 2023.
Diketahui, survei terakhir LSI Denny JA memperlihatkan Prabowo Subianto berada di posisi teratas dengan angka 33,9 persen, Ganjar Pranowo di angka 31,9 persen dan Anies Baswedan di angka 20,8 persen.
"Kami dari LSI Denny JA menemukan setidaknya ada tiga alasan kuat yang mempengaruhi mengapa elektabilitas Pak Ganjar menurun,” kata Adjie dalam paparan survei, Jumat (19/5/2023).
Pertama, kata Adjie, turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo disebabkan oleh batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Sebab, dalam survei LSI Denny JA memperlihatkan ada 72 persen publik yang kecewa Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.
Publik menilai, Ganjar menjadi salah satu tokoh yang menolak Israel bermain di Indonesia.
Penolakan ini dianggap menjadi salah satu pertimbangkan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.
“Pernyaaan Pak Ganjar yang viral kemudian dikaitkan oleh publik menjadi penyebab batalnya Indonesia sebagai tuan rumah ” ujar Adjie.
"Oleh karena itu, siapa yang paling disalahkan, urutan pertama Pak Ganjar, urutan kedua Ibu Megawati, urutan ketiga PDI-P,” katanya lagi.
Terakhir, publik menilai kinerja Ganjar Pranowo menangani kemiskinan di Jawa Tengah buruk.
Data menunjukan bahwa Jawa Tengah adalah provinsi kedua termiskin di pulau Jawa dengan presentase kemiskinan sebesar 10,98 persen.
Adapun kemiskinan di Jawa Tengah juga melampaui prosentase rata-rata kemiskinan nasional. Tahun 2022, rata-rata kemiskinan nasional sebesar 9,57 persen.
"Sebagai gubernur dua periode Jawa Tengah, Pak Ganjar dianggap gagal menangani isu kemiskinan. Padahal, isu kemiskinan ini dalam survei yang kita lakukan dari tahun ke tahun adalah isu prioritas,” ujar Adjie.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/22/18014731/elektabilitas-ganjar-turun-menurut-survei-lsi-pdi-p-sebut-hasil-3-lembaga