Sebab, "Koalisi Besar" ini disebut-sebut merupakan koalisi yang diorkestrasi oleh Presiden RI Joko Widodo.
Sementara itu, dalam pertemuan pimpinan partai politik di Istana Merdeka pada Selasa lalu, Jokowi sama sekali tak memanggil Partai Nasdem, PKS, dan Demokrat.
"Kalau lihat posisi orkestrasi Koalisi Besar yang melibatkan Pak Jokowi rasanya (silaturahmi ke Jusuf Kalla) bukan untuk tahapan kandidasi," kata Gun Gun, Minggu (7/5/2023).
"Sulit menyatukan PKS, Demokrat, Nasdem dalam kongsi politik bersama koalisi yang diorkestrasi Jokowi," ia melanjutkan.
Pertemuan para tokoh Koalisi Besar dengan JK dinilai lebih memungkinkan sebagai upaya mitigasi pascapemilu.
JK dianggap dapat menjadi katalisator bertemunya partai-partai politik yang berseberangan kubu di pemilu.
"Tetapi (upaya silaturahmi ke JK) tidak di tahapan kandidasi (pencalonan presiden-wakil presiden)," ujar Gun Gun.
"JK kerap memerankan diri menjadi solidarity maker bagi beberapa kekuatan politik," kata dia.
Nama Jusuf Kalla kadung identik dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dimotori Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS--poros politik yang telah menjagokan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai kandidat capres 2024.
JK, sapaan akrabnya, sebelumnya sudah mengusulkan beberapa nama kandidat pendamping Anies. Ia juga sempat "menggiring" partai politik di Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP) gabung ke KPP.
Tokoh sentral pertama yang sowan ke JK adalah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sosok yang baru-baru ini menempati posisi teratas dalam berbagai hasil survei elektabilitas capres 2024.
Prabowo diterima JK di kediamannya di bilangan Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2023).
Keduanya mengeklaim tak ada bahasan politik dalam pertemuan tersebut melainkan hanya "membicarakan masa depan" bangsa Indonesia dan bernostalgia.
Selepas pertemuan, JK melontarkan sanjungan kepada Prabowo yang dianggapnya memang memiliki kedekatan pribadi sejak dulu.
"Beliau, pertama, tentara yang hebat. Kedua, sangat terbuka dan dia humble, low profile, semua didatangi. Tidak banyak pemimpin yang memperhatikan para senior ya," kata JK.
Uniknya, setelah bersua JK, Prabowo langsung meluncur ke Istana Merdeka untuk bertemu Presiden RI Joko Widodo yang telah mengundang sejumlah pemimpin partai politik pendukung pemerintah.
Jokowi sebelumnya juga diketahui sebagai pihak yang disebut turut mengarahkan dan merestui dibentuknya "Koalisi Besar" ini.
Setelah Prabowo, giliran Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang menemui JK pada Kamis (4/5/2023).
Airlangga disebut menyampaikan rencana pembentukan "Koalisi Besar" ini kepada JK. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengaku memperoleh banyak masukan dari JK.
Namun, JK disebut belum memberi lampu hijau untuk terbentuknya koalisi ini.
"Ya ini tentu ada suatu pikiran. Tapi dalam praktik politiknya, tentu tidak mudah untuk mempersatukan semuanya. Ide ini bagus, tapi pelaksanaan secara riilnya tentu membutuhkan suatu upaya yang keras," ucap JK.
Teranyar, giliran Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang sowan kepada JK. PKB mengakui bahwa mereka meminta saran dari politikus kawakan itu terkait figur yang perlu mereka usung sebagai capres pada 2024.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/07/19421871/tokoh-koalisi-besar-sowan-ke-jk-dianggap-bukan-dalam-rangka-seret-nasdem-dkk