Ia menyampaikan, saat ini terdapat lima kandidat pendamping Anies yang sudah berkomunikasi secara informal dengan Tim Delapan KPP.
“Kami ada time limit kok, Juli sudah harus selesai dan kami harus declare. Kami akan deklarasikan,” ungkap Willy di Kantor Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (5/5/2023).
Ketua DPP Partai Nasdem itu mengatakan, cawapres pendamping Anies tak hanya dilihat dari tingkat elektabilitas semata.
“Jadi variabel yang banyak kami gunakan lebih kualitatif, karena magnet utamanya capres, tapi memang basisnya tidak boleh salah memilih cawapres, gitu aja,” kata dia.
Meski sudah ada lima kandidat cawapres, saat ini KPP masih membuka diri untuk melakukan komunikasi dengan berbagai pihak.
Willy mengeklaim, KPP tidak menutup pintu perundingan, salah satunya dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Namun, Willy menyebutkan, bagi KPP saat ini, tak mungkin figur cawapres dipilih dari eksternal koalisi.
“Kan enggak mungkin ada nama di luar lingkaran. Terus kalau Pak Airlangga mau (jadi cawapres), ya masuk (KPP) dulu. Perundingannya bisa berubah lagi, jadi kami membuka diri, kan belum final. Berarti kuncinya belum kunci mati,” imbuh dia.
Diketahui, Airlangga sempat menunjukkan kedekatan dengan dua parpol di KPP, yaitu Partai Nasdem dan Partai Demokrat.
Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Effendi Choirie mengaku, partai beringin sempat membuka penjajakan pada Surya Paloh agar Airlangga bisa menjadi cawapres Anies.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/06/07232321/koalisi-perubahan-targetkan-cawapres-pendamping-anies-diumumkan-juli-2023