Juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menyebut bahwa pihaknya bakal turun tangan.
Namun demikian, ia belum mengonfirmasi apakah kronologi yang dibeberkan dalam video viral itu sepenuhnya benar.
"Kami sudah monitor," kata Faizasyah ketika dikonfirmasi Kompas.com pada Kamis (27/4/2023).
"Kami akan dalami lebih lanjut kepada pihak-pihak terkait," kata dia.
Dalam video viral tersebut, para TKI yang disekap mengaku sudah tidak tahan dan berharap agar Presiden RI Joko Widodo dapat segera memulangkan mereka.
"Kami tidak sanggup lagi, nyawa kami terancam di sini. Mohon bantuannya segera mungkin, Pak (Jokowi)," ujar salah satu TKI dalam rekaman videonya, Minggu (2/4/2023).
Dalam keterangan video berdurasi 2,29 menit itu, disebutkan ada 30 TKI yang disekap di Myanmar.
Sebanyak tiga orang di antaranya berasal dari Kabupaten Indramayu. Sisanya berasal dari wilayah lain di Indonesia, seperti Jakarta, Sukabumi, Bekasi, dan Medan.
"Tapi, sebanyak 20 di antaranya sudah mengadu ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)," ujar Koordinator Departemen Advokasi DPN SBMI, Juwarih, dikutip dari Tribuncirebon.com.
Masih dalam keterangan dalam video tersebut, puluhan TKI itu menyebut diri mereka sudah diperdagangkan.
Mereka mengaku dipaksa bekerja hingga 18 jam. Bahkan, mereka disiksa jika melawan. Kondisi tersebut diakui mereka sudah dialami hampir setahun.
"Semua dokumen kami sengaja dihilangkan, terakhir kami diterbangkan dari Malaysia ke Thailand. Dari Thailand, jalur darat masuk ke negara Myanmar," ujar TKI tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/27/12224171/kemenlu-turun-tangan-soal-dugaan-puluhan-tki-disekap-di-myanmar