Sejak beberapa bulan terakhir, Sandi terus dikaitkan akan pindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Bahkan, pihak PPP terang-terangan berharap bahwa Sandi bisa bergabung ke partai berlambang Kabah tersebut.
Di lain sisi, Partai Gerindra melalui ketua umumnya, Prabowo Subianto, juga sudah mengisyaratkan Sandi boleh pindah ke partai lain. Prabowo mengaku tidak bisa melarang kadernya untuk hengkang.
Isu kepindahan Sandi diperkuat dengan dirinya yang selalu menghadiri acara PPP, meski dia dan PPP selalu berdalih bahwa kedatangannya itu dalam atribusi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).
Hanya saja, progres keputusan Sandi untuk meninggalkan Prabowo ini selalu maju mundur.
Awal mula hubungan Prabowo dan Sandi
Sandi mengatakan, sosok yang pertama kali membuat dirinya terjun ke dunia politik adalah Prabowo Subianto.
Hal tersebut terjadi pada tahun 2014. Saat itu, Sandi ditunjuk Prabowo menjadi juru bicara (jubir) pada Pilpres 2014, di mana Prabowo sedang maju sebagai capres.
Hanya saja, Sandi yang merupakan seorang pengusaha saat itu sempat menolak tawaran Prabowo. Bagaimanapun, hatinya terketuk oleh Prabowo sehingga terjun ke dunia politik.
"Di situ saya tersentuh hatinya karena beliau menyampaikan bahwa saya sudah cukup sebagai pebisnis, saatnya saya berkontribusi bagi bangsa dan negara, lebih dari sekadar jadi pengusaha," ujar Sandi dalam program acara Gaspol! Kompas.com.
"Nah, itu yang saya tersentuh. Dan akhirnya setelah kontemplasi, akhirnya saya memutuskan untuk terjun. Tapi, secara totalitas saya tinggalkan dunia usaha mulai 2015," sambungnya.
Dibukakan pintu oleh Prabowo ke politik
Selain itu, Sandi bercerita kalau Prabowo lah yang juga membukakan pintu untuk dia terjun ke dunia politik.
Sandi berkontestasi di kancah politik pertama kali ketika mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017. Sandi menjadi calon wakil gubernur mendampingi Anies Baswedan.
Dia mengatakan, kala itu, tidak ada satupun warga DKI Jakarta yang mengenalnya. Namun, dirinya tetap dicalonkan oleh Gerindra.
Pada akhirnya, pasangan Anies-Sandi pun memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Jadi, mulai dari enggak ada yang kenal sama sekali di Jakarta, jalan dari satu gang ke gang lain, hampir satu setengah tahun. Hingga akhirnya dicalonkan oleh Gerindra dan akhirnya bermitra dengan Pak Anies. Dan akhirnya kita bisa menjadi pasangan gubernur dan wagub di 2017," ucap Sandi.
Walhasil, Sandi menyatakan dirinya tidak akan pernah melupakan momen di mana Prabowo membukakan pintu untuknya terjun di dunia politik.
"Jadi pintu itu yang memang pertama kali membawa saya ke ranah pelayanan publik. Dan tentunya itu saya tidak akan pernah lupakan perjalanan seperti apa, jatuh bangunnya, suka dukanya. Pasti banyak sekali," imbuh dia.
Diajak jadi cawapres pada Pilpres 2019
Prabowo kembali menunjukkan kepercayaannya kepada Sandi ketika mendapuk Sandi menjadi cawapres pada Pilpres 2019.
Kala itu, pasangan Prabowo-Sandi telah disepakati oleh partai pengusung.
"Pimpinan tiga partai politik, yaitu PKS, PAN, dan Gerindra, telah memutuskan dan memberi kepercayaan kepada saya, Prabowo Subianto, dan Saudara Sandiaga Uno untuk maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden untuk masa bakti 2019-2024," ujar Prabowo pada 2018 lalu.
Namun, penunjukkan Sandi sebagai cawapres Prabowo melewati sejumlah drama.
Nama Sandiaga baru muncul pada H-3 hari terakhir pendaftaran pasangan capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pada akhirnya, Sandiaga Uno-lah yang ditunjuk menjadi cawapres untuk mendampingi Prabowo.
Pasangan Prabowo-Sandi kalah dari pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
Sempat komit loyal, kini Sandi akan tinggalkan Prabowo?
Lantas, apakah Sandi akan meninggalkan Prabowo setelah melalui momen-momen kebersamaan itu?
Belum ada jawaban tegas dari Sandi perihal ini. Sejauh ini, dirinya selalu membawa-bawa kalimat 'patuh terhadap ketua umum' ketika ditanya mengenai isu kepindahannya ke PPP.
Dari pihak Gerindra sendiri pun juga mengatakan Sandi harus patuh terhadap keputusan partai, meski belakangan ini mulai legowo untuk melepas Sandi.
"Tapi tadi saya katakan kita partai kebangsaan yang terbuka, tiap orang asal Pancasialis, menerima UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, pro rakyat, kita terima di Gerindra. Tapi, kalau ada yang mau pindah kita juga tidak melarang," kata Prabowo.
Pada Desember 2022, Sandi mengaku akan mengikuti arahan dan keputusan dari pimpinan partai, termasuk keputusan politik dalam Pilpres 2024.
Sandi mengatakan, dirinya loyal terhadap Prabowo selaku pimpinan Gerindra.
"Berkaitan dengan langkah-langkah politik ke depan, sebagai kader yang loyal, tentu akan saya koordinasikan dengan pimpinan. Karena Gerindra itu, partai yang menaungi dan membesarkan saya," ujar Sandi.
Terbaru, Sandi menegaskan, dirinya belum menyatakan secara resmi telah keluar dari partai politik (parpol) besutan Prabowo Subianto itu.
“Di bulan suci Ramadhan ini kita lagi memantapkan ibadah kita, sedikit jeda untuk berbicara politik praktis,” ujar Sandi.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/10/10252201/maju-mundur-langkah-sandiaga-tinggalkan-prabowo-akankah-berujung-ke-partai