JAKARTA, KOMPAS.com – FIFA secara resmi telah mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Dalam keterangan resminya, FIFA menyebut bahwa pencabutan tersebut mempertimbangkan situasi terkini di Tanah Air.
Dalam beberapa waktu terakhir, muncul penolakan keikutsertaan Timnas Israel dalam penyelenggaraan tersebut. Salah satunya berasal dari Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Hasto Kristiyanto, yang juga merupakan kader PDI Perjuangan.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pun angkat bicara. Menurutnya, sejak awal PDI-P telah memperingatkan pemerintah akan potensi keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20.
Bahkan, peringatan itu disampaikan jauh sebelum Israel dinyatakan lolos sebagai salah satu peserta.
Lobi-lobi pun dilakukan Hasto dengan mendatangi sejumlah pihak sejak awal 2022. Menurutnya, kekhawatiran PDI-P bukan tanpa alasan.
Resistensi publik di dalam negeri terhadap Israel masih cukup tinggi. Bahkan, ia menyebut, ketika Yahya Cholil Staquf, sebelum menjadi Ketua Umum PBNU, diundang untuk menjadi pembicara di Israel, terjadi gejolak di dalam negeri yang cukup menyita perhatian beberapa waktu lalu.
Dalam perbincangan dengan Kompas.com, Hasto mengungkap bila Indonesia setidaknya sudah dua kali diberikan sanksi etik oleh FIFA, sebelum federasi sepakbola internasional itu mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Karena apa sanksi itu diberikan?
Benarkah ada potensi pemerintahan Presiden Joko Widodo dimakzulkan bila Timnas Israel benar-benar datang?
Simak pembahasan selengkapnya di Gaspol! Kompas.com bersama jurnalis Kompas.com Tatang Guritno dan Nicholas Ryan Aditya.
LIVE PREMIER! Rabu, 5 April 2023 pukul 19.00 WIB. Simak tayangan lengkapnya melalui tautan di bawah ini.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/05/18363301/gaspol-hari-ini-pdi-p-tolak-israel-di-piala-dunia-u-20-takut-jokowi