Salin Artikel

Pengamat: Apa Pun Judulnya, Manuver Anies Bertujuan Dongkrak Elektabilitas

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, Anies Baswedan sibuk bermanuver politik sejak dideklarasikan sebagai kandidat calon presiden (capres) Pemilu 2024 oleh Partai Nasdem.

Menurut dia, segala aksi dan gerak-gerik mantan orang nomor satu di Ibu Kota Negara itu tak lepas dari upayanya meningkatkan elektabilitas sebagai figur capres yang masih tertinggal dari sosok Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Beragam kegiatan, entah dibungkus dengan nama temu kader, peresmian organisasi relawan, musyawarah partai, hingga roadshow politik yang dilakukan Anies bisa dibaca sebagai upayanya menaikkan rating politiknya," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (27/2/2023).

Ari mengatakan, safari politik Anies ke berbagai penjuru Tanah Air bisa dibilang sebagai curi start kampanye. Pasalnya, tahapan kampanye resmi yang dijadwalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan dimulai November mendatang.

Sedianya, manuver demikian tidak hanya ditunjukkan Anies, tapi juga sejumlah tokoh yang digadang-gadang maju pada pemilu presiden mendatang seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Namun, berbeda dengan Ganjar dan Prabowo yang masih punya jabatan di pemerintahan, Anies mau tak mau harus bersafari politik secara mandiri lantaran sudah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Sementara, Ganjar dengan kedudukannya sebagai Gubernur Jateng dan Prabowo yang masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan diuntungkan oleh efek petahana.

"Sehingga semua kegiatan pemerintahan bisa didompleng dengan aura kampanye," ujar Ari.

Di sisi lain, dengan lepasnya jabatan Anies sebagai pejabat publik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu bisa lebih bebas bergerak mengampanyekan diri.

Sementara, Ganjar dan Prabowo masih harus tunduk dengan etika sebagai pejabat negara sehingga tidak bisa leluasa unjuk gigi.

"Prabowo tidak pernah secara langsung mengucap siap nyapres di forum kedinasan sebagai Menhan. Demikian juga Ganjar yang sadar diri kalau dirinya belum dicapreskan oleh PDI-P," kata Ari.

"Cara ini memiliki efektifitas yang cukup tinggi mengingat capres menyentuh langsung persepsi publik. Beda dengan media sosial atau pemunculan di media, seorang capres hanya berhasil dalam tahap perkenalan secara artifisial," tutur dosen Universitas Indonesia itu.

Sebagaimana diketahui, sosok Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto sejak lama digadang-gadang sebagai kandidat capres Pemilu 2024.

Nama ketiganya selalu bertengger di tiga besar elektabilitas figur capres menurut survei berbagai lembaga. Belakangan, Ganjar mengantongi tingkat elektoral tertinggi mengalahkan Prabowo dan Anies.

Namun demikian, Gubernur Jawa Tengah itu hingga kini belum dideklarasikan sebagai kandidat capres oleh partainya, PDI Perjuangan. Hanya saja, namanya masuk dalam bursa capres sejumlah partai politik.

Sementara, sejak Agustus 2022 lalu, Prabowo telah mengumumkan kesiapannya maju sebagai capres Partai Gerindra. Partai yang dia pimpin pun sudah resmi berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Di sisi lain, sosok Anies dideklarasikan sebagai capres Partai Nasdem sejak Oktober 2022. Belakangan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut juga mendapat dukungan dari Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Adapun pendaftaran capres dan cawapres Pemilu 2024 baru dibuka KPU pada Oktober 2023.

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/28/09564691/pengamat-apa-pun-judulnya-manuver-anies-bertujuan-dongkrak-elektabilitas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke