Rencana penutupan ini tertuang dalam surat bernomor B-404.N/KABNPB/PD.01.2/11/2022 tentang Penghentian Tempat Karantina/Isolasi Dukungan Satelit Wisma Atlet pada November 2022.
Surat ini ditandatangani oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) Suharyanto selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19.
Meski demikian, pengelola RSDC Wisma Atlet Kemayoran memastikan tak langsung menutup seluruh tower.
Dari 10 tower, pengelola hanya menyisakan satu tower, yakni Tower 6 sebagai antisipasi apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19.
"Di Tower 6 juga adanya intensive care unit (ICU), intermediate unit (IMC) dan high care unit (HCU) yang jumlah tempat tidur ada 90 tempat tidur," kata Mintoro saat ditemui di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Sabtu (24/12/2022).
Di tower tersebut, pengelola masih menyediakan sekitar 1.651 tempat tidur yang siap dipakai jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan kasus Covid-19.
"Jadi nantinya kalaupun ada kelonjakan yang sifatnya mendadak, kita masih punya spare waktu (untuk digunakan)," ujar Mintoro.
Bekas mes Asian Games
Jauh sebelum dikenal sebagai rumah sakit dadakan khusus penanganan Covid-19, RSDC Wisma Atlet merupakan bangunan bekas mes atau penginapan peserta Asian Games 2018.
Setelah pesta olahraga terbesar Asian itu berakhir, pemerintah pun memanfaatkan Wisma Atlet untuk menghadapi kasus Covid-19 yang mulai merangsek ke Tanah Air pada awal Maret 2020.
Rumah sakit dadakan ini resmi beroperasi pada 23 Maret 2020 dan menjadi tulang punggung penanganan Covid-19, khususnya untuk wilayah Jabodetabek.
Tak lama berselang, pemerintah juga meresmikan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Covid-19 Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, pada 6 April 2020.
RSKI Pulau Galang diresmikan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang kala itu masih menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) dengan pangkat laksamana madya (laksdya).
Secara keseluruhan, RSDC Wisma Atlet memiliki 10 tower dengan 7.424 unit kamar.
Sebanyak tujuh tower berlokasi di Blok D Kemayoran. Sedangkan, tiga tower lainnya berada di Blok C Pademangan.
Sejak beroperasi, RSDC Wisma Atlet telah merawat pasien Covid-19 131.195 orang hingga Senin (26/12/2022).
Dalam perjalanannya, RSDC Wisma Atlet berulang kali menghadapi lonjakan pasien Covid-19.
Pada 31 Januari 2022, misalnya. Saat itu, Indonesia yang tengah bersiap menghadapi gelombang ketiga Covid-19 turut dirasakan langsung RSDC Wisma Atlet.
Ketika itu, RSDC tengah merawat 4.500 pasien Covid-19.
Banyaknya jumlah pasien yang ditangani sampai membuat pengelola berencana untuk menambah jumlah tenaga kesehatan (nakes).
Jauh sebelumnya, RSDC Wisma Atlet juga pernah mengalami peningkatan drastis jumlah pasien.
Bahkan, pada pertengahan Juni 2021, lonjakan tersebut sampai-sampai terjadi antrean pasien.
Mintoro menyebut pasien Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet telah menurun signifikan selama tiga bulan terakhir.
Hanya empat pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran pada saat ini.
"Update hari ini, pasien hari ini ada empat dan sudah terjadi penurunan pasien yang cukup signifikan. Empat pasien itu dari tiga gejala ringan dan satu gejala dengan komorbid," ujar Mintoro.
Penurunan pasien ini disebabkan jumlah orang yang tertular Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya sudah jauh menurun.
Para pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet sembuh dalam waktu relatif cepat sehingga tak terjadi penumpukan pasien.
"Pasien yang di wisma atlet ini rata-rata adalah sekitar 4-5 hari dirawat (sudah sembuh)," ujar dia.
(Penulis: M Chaerul Halim | Editor: Ihsanuddin)
https://nasional.kompas.com/read/2022/12/26/13375741/rsdc-wisma-atlet-sang-tulang-punggung-penanganan-covid-19-yang-segera