Salin Artikel

Anak-anak yang Menjadi Korban Kebakaran Manggarai Belum Mendapat Bantuan Khusus, Ketua RW: Masih Didata

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 01 Kelurahan Manggarai, Prihatin Budi Santoso menyebut, BPBD DKI Jakarta telah meminta perangkat RW untuk mendata jumlah anak-anak yang masih sekolah, mulai dari SD hingga SMA.

Pendataan dilakukan agar mereka yang terdampak peristiwa kebakaran di Jalan Manggarai Utara II, RT11/RW01, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, terdata dan dapat segera diberikan bantuan khusus.

"Dari BPBD, ini baru datang lagi, minta didata. Beliau menganjurkan (yang didata) usia SD-SMA, laki-perempuan, ukuran baju sekolah, ukuran sepatu sekolah," ucapnya di Sekretariat RW01 Kelurahan Manggarai, Minggu (18/12/2022).

"Beliau menganjurkan hari ini harus didata, besok harus diserahkan," sambung dia.

Ia mengakui bahwa beberapa warga yang menjadi korban kebakaran memang masih memiliki anak-anak yang berusia sekolah, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Menurut Prihatin, jumlah anak yang bersekolah diperkirakan sekitar 25 orang.

"Usia sekolah ada. SD ada, SMP ada, SMA ada. Jumlahnya enggak banyak, (sekitar) 20-25 siswa," tutur dia.

Sementara itu, Prihatin mengaku ada juga korban yang berusia lanjut (lanjut usia/lansia).

Namun, menurut dia, tidak ada kebutuhan khusus yang diperlukan para korban lansia. Sebab, jumlah mereka yang tergolong sedikit.

"Lansianya kalau (kebutuhan) pampers-pampers ada. Enggak begitu banyak lansianya, 10 sampai 15-an orang," kata Prihatin.

Prihatin sebelumnya menyebut sejumlah instansi pemerintah telah mengirimkan bantuan untuk korban kebakaran itu.

Menurut dia, selain instansi pemerintah, warga sekitar yang tak terdampak juga memberikan bantuan.

"Bantuan alhamdulillah dari TNI, BPBD (DKI Jakarta), Baznas, Kementerian Sosial (Kemensos), semua turun," tuturnya.

"Yang ada di lapangan itu sudah bantuan dari pemerintah lah, di samping memang yang ada (bantuan) dari warga ya," sambung Prihatin.

Ia menyatakan, Kemensos memberikan bantuan berupa makanan sebanyak tiga kali sehari. Menurut Prihatin, ada 250 boks setiap pengiriman.

Kemudian, BPBD DKI Jakarta disebut telah mengirimkan alas tidur dan seperangkat alat mandi seperti handuk dan sabun.

"Kalau baju dan celana yang layak pakai rata-rata dari warga sekitar saja," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Prihatin mengaku belum mengetahui hingga kapan bantuan itu bakal dikirimkan.

Namun, setahu dia, tanggap darurat pengiriman bantuan berlangsung selama tujuh hari sejak peristiwa terjadi.

Adapun sebanyak 25 unit rumah di Jalan Manggarai Utara II dilalap api pada Sabtu (17/12/2022).

Puluhan unit kediaman itu dihuni 53 kepala keluarga dengan total 230 jiwa.

https://nasional.kompas.com/read/2022/12/18/15512881/anak-anak-yang-menjadi-korban-kebakaran-manggarai-belum-mendapat-bantuan

Terkini Lainnya

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Nasional
Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Nasional
Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

Nasional
Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke