JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara soal komitmen Presiden Terpilih Prabowo Subianto mewujudkan bahan bakar B100 atau biodiesel 100 persen.
Arifin menuturkan, implementasi B100 memerlukan penelitian lebih dahulu.
Peningkatan campuran bahan bakar itu pun perlu melihat kesediaan material dan permintaan pasar.
"Setiap ada peningkatan-peningkatan itu lalu kita lihat dari balance kesediaan material dan pasar. Kita harus melakukan penelitian dari laboratorium kemudian demonstrasinya," kata Arifin usai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (16/5/2024).
Baca juga: Dirut PLN Sebut B100 Bisa Rusak Mesin PLTD
Ia tidak memungkiri, kedaulatan energi Indonesia perlu diusahakan agar tidak lagi bergantung pada impor BBM.
Tercatat, impor bensin meningkat dari sekitar 123 juta barrel di tahun 2015 menjadi 138 juta barrel di tahun 2022.
"Iya memang kita harus pakai sumber apa yang ada di kita, kita manfaatkan supaya kita tidak tergantung dan bisa mengamankan kebutuhan energi," tuturnya.
Sementara saat ini, Indonesia baru bisa mengembangkan campuran minyak nabati sawit dalam solar sebesar 35 persen atau B35.
Tahun depan, Indonesia baru akan meningkatkan campuran itu mencapai 40 persen atau B40.
"Kita kan baru saja dari B30, B35, ini sekarang mau ke B40, nih. Mudah-mudahan tahun depan bisa ke B40. Kita sudah siap dengan B40, sudah tes segala macam," jelasnya.
Baca juga: Apa Itu B20 dan B100 yang Disebut-sebut dalam Debat Capres Kedua?
Sebelumnya, Prabowo menegaskan komitmennya untuk membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman seperti kelapa sawit, tebu hingga singkong yang tumbuh subur di tanah air.
Dia mengatakan bahwa energi terbarukan yang bersumber dari tanaman sangat baik karena tidak membuat polusi sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang tidak ramah lingkungan.
Ia menyampaikan dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia mampu mengubah BBM jenis biodiesel seluruhnya berbahan baku dari kelapa sawit yang bertujuan untuk menghentikan impor bahan bakar dari luar negeri.
“Kita sudah bisa bikin B100, artinya biodiesel dari kelapa sawit 100 persen. Bisa kita bayangkan enggak? Kita tidak akan impor lagi solar dari luar negeri (impor BBM), karena kita punya produksi kelapa sawit sekarang 48 juta ton,” sebut Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.