Menurut dia, langkah-langkah itu lumrah terjadi dalam dunia politik.
“Upaya menggoda PKS untuk berkoalisi itu hal yang biasa saja, namanya juga politik, dinamis,” ujar Ali pada Kompas.com, Senin (7/11/2022).
Namun, ia meyakini PKS tak akan tergoda untuk meninggalkan Partai Nasdem dan Partai Demokrat.
Dalam pandangannya, PKS telah menyatakan keteguhannya untuk terus mengupayakan terwujudnya koalisi ketiga parpol tersebut.
“Namun PKS juga punya standar, punya komitmen, bahwa walaupun sampai hari ini Nasdem-PKS-Demokrat belum mengumumkan koalisinya,” tutur dia.
Di sisi lain, Ali meyakini isu yang disampaikan terkait tawaran dua kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju, atau pemberian sejumlah uang untuk PKS agar mundur dari penjajakan koalisi memang sengaja dibuat.
Tujuannya untuk mengganggu, dan melemahkan posisi politik PKS.
“Tapi PKS adalah partai ideologis, memiliki integritas dalam perjuangannya,” tandasnya.
Berhembus isu PKS mendapatkan tawaran dua kursi menteri untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan.
Namun, isu tersebut telah dibantah oleh Juru Bicara PKS M Kholid.
"Enggak ada, saya itu sehari-hari nemenin Presiden PKS Ahmad Syaikhu, jadi selama ini ke kami tidak pernah ada tawaran apapun terkait dua menteri apalagi disebut tawaran dua menteri untuk menjegal anies. Aduh kacau balau," sebut Kholid saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (29/10/2022).
Di sisi lain, PKS pun menjalin komunikasi dengan parpol lain di luar Partai Nasdem dan Partai Demokrat.
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi pernah menyampaikan membuka komunikasi dengan Partai Golkar.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda menuturkan pihaknya terus berkomunikasi dengan PKS dan menawarkan untuk bergabung bersama koalisi Gerindra-PKB.
"Jadi, dalam suasana semua serba wait and see, saya kira, pasti terjadi saling komunikasi, tukar informasi, terus kemudian saling banding-bandingkan dan seterusnya," ujar Huda kepada Kompas.com, Minggu (6/11/2022).
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/07/17163841/pks-digoda-tinggalkan-koalisi-perubahan-nasdem-itu-hal-yang-biasa