Setelah hasil sampel dikirimkan BPOM secara resmi ke Bareskrim, maka akan diinvestigasi lebih lanjut oleh penyidik.
"Mungkin sudah ada hasilnya, tapi ya nanti kita akan mintakan ke BPOM. Belum dikirim ke kami ya dan kita masih menunggu dari BPOM untuk menyerahkan ke kami untuk proses investigasi lebih lanjut," kata Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto saat dihubungi, Senin (31/10/2022).
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah menerima sejumlah sampel darah, urine, dan obat dari para pasien kasus gagal ginjal akut.
Pipit mengatakan, sampel urine dan darah diteliti oleh Laboratorium Forensik (Labfor) Polri. Sedangkan BPOM mendalami soal obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
"Obat-obatan yang kita temukan. Jadi obat-obatan yang kita temukan dari pasien yang dikonsumsi oleh pasien gitu," ujar Pipit.
Menurutnya, pihak BPOM juga akan menggelar konferensi pers terkait perkembangan tersebut pengusutan kasus gagal ginjal akut pada Senin hari ini.
Diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya melaporkan bahwa kasus gagal ginjal akut misterius pada anak telah mencapai 269 kasus per 26 Oktober 2022.
Dari jumlah tersebut, 73 orang masih menjalani perawatan, 157 orang meninggal dunia, dan 39 pasien sembuh.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kemungkinan besar penyebab utama kasus gagal ginjal akut disebabkan karena obat sirup yang mengandung bahan kimia berbahaya.
"Penyebabnya kita sudah hampir kemungkinan besar ya, kemungkinannya tinggi sekali itu disebabkan oleh obat (sirup)," ujar Budi Gunadi di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).
Bareskrim juga kini tengah mendalami kasus terkait obat yang menggunakan cemaran EG dan DEG dengan konsentrasi sangat tinggi.
Penyidik Bareskrim telah menerima sejumlah sampel dari terkait korban gagal ginjal akut pada 24 Oktober 2022 lalu.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/31/12445021/kasus-gagal-ginjal-akut-polri-tunggu-hasil-pemeriksaan-sampel-pasien-dari