JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini nama Sirajuddin Abdul Wahab menjadi sorotan publik karena membentuk relawan yang mendukung Anies Baswedan maju menjadi calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Surajuddin merupakan Inisiator dari Gerakan Muda Partai Golkar.
Sebelum berkecimpung di dunia politik praktis, pria kelahiran Bima, 15 Mei 1978 ini juga aktif dalam organisasi kepemudaan.
Sirajuddin pernah menjadi pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada 2003-2006 silam.
Dia juga aktif menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 2015-2018.
Pada 2014, dia dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal bidang Pemuda Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar sampai dengan masa jabatan 2019.
Keanggotannya di bidang organisasi kemudian terus bertambah, termasuk menjadi Ketua Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar 2014-2019, dan Ketua Umum DPP Barisan Muda Kosgoro 2017-2021.
Deklarasikan relawan Go-Anies
Sirajuddin kemudian memberikan dukungannya kepada Anies Baswedan untuk maju menjadi calon presiden (Capres) 2024.
Dia menjadi koordinator dalam relawan yang disebut Go-Anies itu.
"Kami ini kan memang berangkat daripada kader Golkar tapi dalam konteks Go-Anies ya tidak ada kaitannya dengan partai Golkar, jadi kebetulan saja memang bahwa kami ini adalah Partai Golkar," ujar Sirajuddin, Senin (24/10/2022).
Sirajuddin mengatakan, kader-kader Golkar yang bergabung dalam Go-Anies pun kini sudah tidak lagi duduk di struktur kepengurusan partai berlambang pohon beringin tersebut.
Sirajuddin menegaskan, kelompok relawan yang ia bentuk itu sama sekali tidak membawa identitas Golkar, baik nama maupun lambang Golkar.
Menurut dia, hanya kebetulan saja bahwa Go-Anies dan Golkar memiliki identitas warna yang sama yakni kuning.
"Kebetulan saja bahwa Golkar itu warnanya kuning, Go-Anies juga warnanya kuning, enggak bisa Golkar mengeklaim dirinya bahwa kuning itu adalah satu-satunya milik Partai Golkar di republik ini," ujar Sirajuddin.
Ia pun menjelaskan, alasannya membentuk Go-Anies karena berkaca dari hasil survei sejumlah lembaga yang menunjukkan bahwa banyak pemilih Golkar maupun partai politik lainnya yang mendukung Anies.
"Pemilih-pemilih partai itu condong memilih Anies dalam konteks memilih presiden ya kami coba mewadahilah aspirasi itu. Toh dalam konteks memilih, itu kan hak konstitusional setiap orang warga negara," kata dia.
Pernah kritik Airlangga terkait elektabilitas yang merosot
Sirajuddin juga pernah mengkritik elektabilitas Ketua Umum partainya sendiri.
Saat itu, dari hasil data survei Voxpol Center elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024 hanya sebesar 0,8 persen.
Kemudian hasil survei Indikator Politik menempatkan elektabilitas Airlangga di angka 0,2 persen.
Hal tersebut membuahkan kritik dari Sirajuddin yang menilai elektabilitas Airlangga memperparah elektabilitas partai Golkar yang sudah tinggi.
Dia menyebut elektabilitas Airlangga Hartarto berdampak sistemik terhadap citra Partai Golkar
Sebab itu, Golkar tak lagi menjadi partai yang kuat karena elektabilitas yang ikut merosot gegara ambisi pencapresan Airlangga.
Sirajuddin menuturkan, kondisi ini telah mendevaluasi eksistensi partai di tengah kompetisi elektorasi antar partai, dan Golkar tidak kuat lagi sebagai partai yang terus melahirkan pemimpin-pemimpin muda.
"Tidak lagi melahirkan pemimpin muda, pemimpin daerah yang inovatif, melayani rakyat dan selalu mendengarkan aspirasi dari bawah, melainkan hanya cenderung sebagai alat legitimasi para segelintir penguasa," ungkapnya dalam jumpa pers di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (13/1/2022), dikutip dari Tribunnews.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/24/23130091/profil-surajuddin-abdul-wahab-kader-golkar-yang-memimpin-relawan-go-anies