Rombongan PSSI yang diwakili Anggota Eksekutif Komite Sonhadji menyampaikan permohonan maaf karena ada kegiatan dengan FIFA.
"Yang pertama saya sampaikan bahwa ketum mohon maaf tidak bisa ketemu langsung dengan rekan-rekan sekalian karena beliau harus langsung menuju hotel mulia untuk bertemu tim dari FIFA," ujar Sonhadji, Kamis.
Sonhadji menjelaskan, agenda Iwan Bule tidak bisa ditinggal karena harus menyelesaikan pekerjaan gugus tugas yang baru dibentuk untuk penyelesaian tragedi Kanjuruhan.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Iwan Bule bersama timnya terlihat tiba di Kantor Komnas HAM pukul 15.00 WIB.
Kehadirannya untuk memberikan keterangan terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Namun, saat keluar, Iwan Bule tidak terlihat lagi bersama timnya dan hanya mengutus Sekjen PSSI Yunus Nusi, Anggota Eksekutif Komite Sonhajdi, Ketua Komisi Banding Markus dan Bambang Usadi sebagai Ketua Komisi Etik.
"Intinya adalah bahwa Komnas HAM mempertanyakan bagaimana hubungan PSSI, PT LIB kemudian Panpel. Kemudian bagaimana mekanisme penjadwalan hukuman, dan lain-lain, sampai dengan masalah adanya penembakan gas air mata," ujar Sonhadji.
Ia juga menyinggung terkait masukan dari Komnas HAM agar penyelenggaraan sepak bola di Indonesia bisa berjalan dengan baik dan peristiwa Kanjuruhan tidak terjadi lagi.
"Tentunya banyak masukan yang disampaikan oleh beliau (Komisioner Komnas HAM) dan Komnas HAM dan juga kami menerima untuk kebaikan kedepan PSSI dan sepakbola Indonesia yang akan datang," katanya.
Sebagaimana diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema versus Persebaya pada Sabtu (1/10/2022).
Hingga Selasa (11/10/2022), tercatat 132 orang meninggal dunia. Sementara, ratusan korban lainnya luka ringan hingga berat.
Banyaknya korban yang jatuh diduga karena kehabisan oksigen dan berdesakan setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/13/21411661/ketum-pssi-tak-ikut-konferensi-pers-usai-diperiksa-komnas-ham-sebut-ada