Salin Artikel

Pakar: Peluang PPP pada Pemilu 2024 Terancam Imbas Kisruh Internal

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kepemiluan Universitas Indonesia Titi Anggraini menilai, kisruh internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bakal berdampak pada elektoral di Pemilu 2024.

Oleh karena itu, dia mengatakan, peluang PPP lolos ke DPR RI sangat bergantung pada kemampuan partai tersebut melakukan konsolidasi dalam waktu dekat.

"Pasti berdampak pada elektoral 2024. Apalagi kemudian kalau kita lihat, PPP ini kan cukup memerlukan perjuangan keras untuk berhadapan dengan ambang batas parlemen 4 persen," kata Titi ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (7/9/2022).

Saat mengikuti Pemilu 2019, PPP juga baru saja beres menghadapi persoalan dualisme internal yang terjadi antara kubu Djan Faridz dan Romahurmuziy. Peristiwa seperti itu kini terulang lagi saat ini. 

Pada Pemilu 2019, PPP hampir gagal tembus parlemen. Perolehan suara mereka tak sampai 5 persen, menjadikannya nomor buncit di antara partai-partai parlemen. Ketika dikonversi menjadi jumlah kursi di DPR RI, kursi PPP tak sampai 4 persen, hanya 19 kursi.

Titi menerangkan, dualisme semacam ini berbahaya bagi partai politik karena erat kaitannya dengan pencalonan dan keanggotaan.

Dualisme partai politik juga bisa memicu eksodus anggota-anggota partai karena berbeda kubu.

Hal ini harus dibayar mahal, terutama ketika kader tersebut merupakan andalan partai untuk meraup suara di daerah pemilihan (dapil) mereka masing-masing.

"Contohnya, di pilkada kan berpengaruh. (Imbas dualisme Djan Faridz dan Romahurmuziy) beberapa kader PPP malah tidak maju dari PPP. Ada yang maju dengan perseorangan atau maju dari partai lain," jelas Titi.

"Pencalonan anggota DPR dan DPD tahun depan. Kalau tidak segera dipulihkan, sangat mungkin kader (PPP) lompat partai ke partai yang bisa memfasilitasi mereka dengan baik," ia menambahkan.

Titi menilai, tantangan akan semakin berat untuk PPP karena Pemilu 2024 bakal cukup kompetitif.

Sejauh ini, 24 dari 40 partai politik pendaftar ke KPU RI dinyatakan lolos tahap pendaftaran.

KPU RI kini sedang menjalani tahapan verifikasi atas 24 partai itu, sebelum menetapkan partai-partai peserta Pemilu 2024.

Kisruh internal PPP berawal saat ketua umum Suharso Monoarfa diberhentikan dari jabatannya. 


Pemberhentian Suharso dimulai dari permintaan tiga pimpinan Majelis PPP yaitu Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, dan Majelis Pertimbangan.

Ketiganya lantas meminta pendapat Mahkamah Partai terkait dasar hukum yang terkandung dalam AD/ART PPP.

Setelah disetujui Mahkamah Partai, para pimpinan Majelis PPP meminta pengurus harian DPP PPP untuk menggelar Mukernas yang hasilnya mengganti Suharso dengan Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketum PPP.

Suharso pun melakukan perlawanan dan menegaskan masih menjabat Ketum PPP.

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/07/13203671/pakar-peluang-ppp-pada-pemilu-2024-terancam-imbas-kisruh-internal

Terkini Lainnya

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke