Salin Artikel

Polemik "Amplop Kiai" Suharso Dinilai Ancam Eksistensi PPP pada Pemilu 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, polemik "amplop kiai" yang menyeret nama Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa membawa dampak negatif.

Tidak hanya citra Suharso yang menjadi buruk, namun, keributan ini juga berpotensi mengikis akar politik PPP.

"Statement 'amplop kiai' memang akan membuat kesan buruk melekat pada individu Suharso selaku Ketum PPP," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (26/8/2022).

"Jika dampak negatifnya terus bergulir dan sulit dimitigasi, maka hal itu berpotensi menggerus akar politik PPP yang tersebar di banyak jaringan pesantren lokal," tuturnya.

Menurut Umam, pernyataan Suharso itu membawa efek destruktif besar lantaran banyak kiai yang bernaung dan mendedikasikan perjuangan mereka untuk PPP.

Situasi ini menjadi riskan jika dikaitkan dengan suara PPP jelang Pemilu 2024.

Pada Pemilu 2019, PPP mengantongi 4,52 persen suara. Jumlah ini hanya selisih 0,52 persen lebih besar dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen.

Artinya, kata Umam, jika PPP terus melakukan blunder dan citra buruk Suharso sulit dikikis, ini berpotensi mendegradasi elektabilitas partai berlambang Kabah tersebut.

"Bisa-bisa PPP masuk zona degradasi dan terlempar dari jajaran partai Senayan," ujarnya.

Umam menilai, PPP harus segera mempertimbangkan desakan Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan, dan Majelis Kehormatan partai yang meminta Suharso mundur dari kursi Ketua Umum PPP.

Desakan tiga elemen majelis partai ini, kata dia, menunjukkan betapa serius dan solidnya kekuatan politik DPP PPP yang menghendaki pemberhentian Suharso.

Jika menunda-nunda keputusan, polemik ini bisa membawa efek domino yang menghantam dan bergulir ke banyak hal bagi PPP.

"Namun jika memang benar DPP PPP solid untuk mempertahankan Suharso, maka PPP harus siap dengan segala risiko yang mempertaruhkan nasib dan kelangsungan partainya," ujar Umam.

"Jangan sampai Pemilu 2024 menjadi pemilu perpisahan bagi PPP dari jajaran elite partai Senayan," tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Adapun pernyataan soal "amplop kiai" disampaikan Suharso saat berpidato di acara internal PPP dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sejak pernyataannya menjadi polemik, ketua umum PPP itu sudah menyampaikan permohonan maaf. Suharso mengatakan, persoalan ini hanya salah paham.

"Iya itu kan kesalahpahaman mereka saja," kata Suharso saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2022).

Imbas pernyataan tersebut, Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, dan Majelis Pertimbangan PPP meminta Suharso mundur.

Pernyataan Suharso itu pun telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Laporan dilayangkan seseorang bernama Ari Kurniawan pada Sabtu (10/8/3022).

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/26/16000611/polemik-amplop-kiai-suharso-dinilai-ancam-eksistensi-ppp-pada-pemilu-2024

Terkini Lainnya

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke