Salin Artikel

Puan Maharani atau Ganjar di Antara Partai dan Relawan

Beberapa kali dalam dua bulan terakhir Ganjar disudutkan secara terbuka oleh politisi senior PDIP, mempertanyakan legitimasi politik Ganjar sebagai bakal calon presiden dan mempersoalkan prestasi faktual Ganjar selama menjadi kepala daerah di Jawa Tengah.

Dan yang terbaru, Hasto Kristianto, Sekjen PDIP, diberitakan melarang Ganjar untuk berpergian keluar kota.

Meskipun kemudian berita itu diluruskan oleh Hasto dan dibantah oleh Ganjar sendiri, namun impresi bahwa perang dingin sedang masih terus berlanjut di internal PDIP terasa sangat kuat.

Hanya saja, kepiawaian Ganjar dalam menyikapi setiap serangan internal dengan sikap-sikap politik terukur dan lembut membuat tensi akhirnya masih berada dalam suhu politik yang wajar

Selain faktor Ganjar, faktor Puan Maharani yang cenderung bermain secara tidak langsung, juga ikut membuat situasi internal partai tetap terlihat tenang.

Serangan atau upaya-upaya halus dari senior partai pada akhirnya terlihat sebagai aksi orang perorang di dalam partai, yang kemudian memosisikan Ganjar tidak konfrontatif terhadap partai secara organisasional.

Tentu situasinya akan sangat berbeda jika Puan sendiri yang turun tangan dalam menyudutkan Ganjar.

Dengan posisi dan kapasitas Puan yang sangat sentral dan krusial di dalam partai, tentu imbasnya akan sangat berbeda dibanding serangan dan desakan politik sporadis yang dilakukan tokoh-tokoh tertentu dari dalam partai.

Tentu sangat bisa dipahami risikonya jika Puan turun tangan langsung di saat pertarungan elektabilitas antara Puan dan Ganjar saat ini sangat tidak imbang.

Secara politik kekuasaan di dalam partai, superioritas Puan Maharani tak perlu diragukan lagi.

Puan bisa saja mengambil sikap keras dengan mengerahkan jejaring manajerial partai untuk secara resmi mengoposisi peluang Ganjar untuk maju sebagai calon presiden pada 2024 mendatang.

Tapi mengingat Ganjar di sisi lain juga memiliki superioritas, yakni elektabilitas, tentu peluang Puan untuk mengambil sikap tersebut ternetralisasi secara politik.

Saya yakin bahwa Puan berhitung dengan sangat cermat atas realitas tersebut, sehingga ia pun dengan sangat elegan untuk tidak menceburkan diri secara terbuka berkonfrontasi dengan Ganjar.

Terlepas apakah serangan-serangan atau upaya menyudutkan Ganjar dari beberapa tokoh senior partai diketahui oleh Puan, yang jelas hal tersebut memperlihatkan bahwa Puan memilih jalan "perang dingin" dengan Ganjar alias menghindari konflik terbuka.

Di sisi lain, saya pun melihat hal yang sama dengan Ganjar Pranowo. Terlepas diketahui oleh Ganjar atau tidak, barisan pendukungnya pun memilih strategi perang dingin dengan Puan di luar arena kepartaian.

Di saat sikap Ganjar yang santai dan dingin menghadapi berbagai tekanan beberapa pihak di internal partai PDIP, satu per satu barisan relawan Ganjar di berbagai provinsi mendeklarasikan dukungan terbuka kepada Ganjar untuk maju menjadi calon presiden di laga 2024.

Beberapa hari belakangan, beriringan dengan berita kontroversi pelarangan Ganjar keluar kota, barisan ulama dan cendekiawan Muslim Jawa Tengah menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo, kemudian diikuti dengan ratusan mantan kader PDIP DKI Jakarta juga melakukan hal yang sama.

Tak sampai di situ saja, para petani tebu di Dompu mengikutinya sehari kemudian, lalu dukungan sejenis kembali bergema di Sumatera Selatan, Banten, dan Bandung.

Terlepas diketahui oleh Ganjar dan Puan atau tidak, ternyata terjadi dialog peristiwa yang menggambarkan "perang dingin" antara pendukung dan relawan Ganjar dengan kader-kader internal PDIP yang belakangan cenderung menyudutkan Ganjar Pranowo.

Dialog peristiwa tersebut, bagi saya pribadi sebagai pengamat, tentu sangat menarik untuk dicermati.

Tentu bukan hal yang baru, karena Jokowi dan Ahok sudah lebih dulu bermain dengan kartu "relawan politik."

Dan karena itu menjadi menarik mengingat Jokowi terbilang cukup berhasil memainkannya (Projo), tapi Ahok justru kurang berhasil dengan uji coba tersebut (Teman Ahok).

Dan pada akhirnya, baik Jokowi maupun Ahok, harus berdamai dengan partai mengingat keterlibatan partai sangat vital di dalam pemilihan.

Mempertentangkan secara terbuka antara relawan politik, yang cenderung berseberangan dengan partai, dengan partai politik memiliki risiko yang tak ringan.

Karena relawan politik belum memiliki legitimasi konstitusional untuk bermain secara terbuka di dalam panggung politik, berbeda dengan partai politik yang memang menjadi prasyarat fundamental konstitusional sebagai pengusung pasangan calon presiden.

Jokowi nampaknya cukup berhasil mengelola dua ranah politik tersebut. Jokowi pada akhirnya berhasil mendapatkan dukungan partai politik yang hingga pada pemilihan 2019 lalu berhasil berdampingan dengan relawan-relawan politik pendukungnya.

Sementara Ahok dan Teman Ahok, justru tersandung oleh pertentangan antara Teman Ahok dan partai-partai, yang pada akhirnya menenggelamkan peran Teman Ahok di dalam Pilkada DKI tahun 2017 lalu.

Bahkan pada akhirnya Teman Ahok harus berurusan dengan KPK dan memaksa kelompok relawan tersebut mundur secara teratur setelah Ahok dinyatakan kalah.

Fakta empiris atas uji coba relawan politik itulah yang menjadi poin menarik atas lahirnya relawan-relawan Ganjar hari ini, yang nampaknya masih belum bertemu irisan politik dengan kepentingan partai, terutama PDIP.

Ganjar harus belajar banyak dari kedua contoh di atas dan harus mampu menjadi jembatan yang bijak antara aspirasi para relawan dengan aspirasi partai di mana hingga saat ini Ganjar berada.

Memang pemilihan presiden masih dua tahun lagi, tapi Ganjar bagaimanapun harus mampu mengelola konflik di antara dua faksi politik tersebut dengan baik agar tidak terjadi perang terbuka di kemudian hari.

Untuk itu, Jokowi adalah referensi politik yang layak ditiru oleh Ganjar. Keberhasilan Jokowi dalam hal ini di tataran praksis politik, para relawan Jokowi tetap mendapat ruang untuk memberikan dukungan penuh dan melakukan kerja-kerja politik tanpa harus berhadapan secara terbuka dengan partai-partai koalisi.

Walhasil, Jokowi memenangkan dua kali pertarungan sengit dengan Prabowo Subianto dan karena itu layak dijadikan acuan oleh Ganjar dan para relawan politiknya. Semoga pemikiran sangat sederhana ini bermanfaat.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/28/08193101/puan-maharani-atau-ganjar-di-antara-partai-dan-relawan

Terkini Lainnya

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke