Salin Artikel

Ancaman Omicron BA.2.75, Testing dan Tracing Indonesia Dinilai Belum Ideal

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecepatan pemerintah dalam melakukan testing dan tracing (penelusuran) dinilai masih lemah, di tengah ancaman penyebaran Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus.

Menurut ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia Hermawan Saputra, Indonesia seharusnya menggiatkan langkah testing dan tracing untuk menanggulangi penyebaran infeksi subvarian Omicron Centaurus.

Menurut Hermawan, kemampuan testing dan tracing pemerintah masih di bawah ideal.

"Karena ternyata ini yang kita lemah, jauh dari indikator yang paling ideal. 1:50. Bahkan yang pemerintah tetapkan 1:15 saja kita tidak bisa memenuhi atau keteteran dalam melacak kasus," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/7/2022) kemarin.

Hermawan mengatakan, pola penemuan kasus infeksi subvarian Omicron BA.2.75 seolah mengulang penemuan varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Pola deteksi subvarian BA.2.75, kata Hermawan, dimulai dari kasus yang berasal dari luar negeri (imported case).

"Kita yang masih disibukkan dengan BA.4 dan BA.5 yang terjadi sejak awal bulan atau bahkan 3 bulan lalu, sekarang kemasukan BA.2.75 yang cukup mengkhawatirkan juga. Nah ini menambah kerepotan di kita," ujar Hermawan.

Menurut Hermawan, jika pemerintah tidak memperketat proses testing dan tracing di pintu-pintu kedatangan internasional, maka penemuan mutasi virus Covid-19 diperkirakan akan terus terjadi.

Dia juga menyoroti perihal laju vaksinasi yang menurun.

Menurut Hermawan, dengan situasi laju vaksinasi yang rendah serta lambannya proses testing dan tracing akan semakin merepotkan banyak pihak.

"Belum lagi laju vaksinasi yang berkurang, kekebalan kita akan berkurang karena kemungkinan menurunnya level imunitas," ucap Hermawan.

"Dengan kecepatan virus ini dan susahnya ditemukan, ini akan menambah rumit kasus di dalam negeri yang sewaktu-waktu juga akan terus ada kaitan dengan aktivitas kita yang memang masih sangat longgar saat ini," lanjut Hermawan.

Pemerintah menyatakan sampai saat ini menemukan 3 kasus infeksi Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus.

Yakni satu kasus di Jakarta dan 2 kasus di Bali.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kasus infeksi subvarian Centaurus di Indonesia terdeteksi sekitar satu pekan lalu melalui genome sequencing dari semua pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.

Meski penularannya lebih cepat dari varian Delta, menurut Dante tingkat keparahan infeksinya jauh lebih ringan, sama seperti di varian sebelumnya BA.4 dan BA.5.

"Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat. Penyebaran yang cukup cepat yang mengingatkan kita seperti varian Delta yang lalu," kata Dante saat hadir dalam acara penyerahan Keppres Nomor 65/P Tahun 2022 kepada Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2022).

Karena tingkat keparahannya termasuk dalam gejala ringan, Dante meminta masyarakat jangan terlalu khawatir.

Selain itu, temuan ini juga telah dilaporkan oleh Kemenkes melalui platform berbagi data dan informasi virus di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

"Jadi jangan khawatir soal BA.2.75 karena karakternya hampir sama dengan BA.4, BA.5 dan BA.1, BA.2," ucap Dante.

Menurut data Satuan Tugas Covid-19 pada Rabu (20/7/2022) kemarin, terjadi penambahan kasus infeksi Covid-19 sebanyak 5.653 orang.

Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.149.084, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Data yang sama menunjukkan, ada penambahan kasus sembuh.

Dalam sehari, jumlahnya bertambah 2.331 kasus. Dengan demikian, total kasus sembuh Covid-19 hingga kini tercatat 5.957.908.

Di sisi lain, ada 10 pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam periode 19-20 Juli 2022.

Penambahan itu membuat total kematian akibat Covid-19 mencapai 156.875 orang.

Selain itu, hingga Rabu kemarin jumlah masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama tercatat mencapai 202.056.528 atau 97,02 persen dari total target sasaran vaksinasi.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua sebanyak 169.670.768 atau 81,47 persen.

Kemudian, masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) yaitu 53.625.772 atau 25,75 persen.

Pemerintah sendiri telah menetapkan sasaran vaksinasi yakni sebanyak 208.265.720 orang.

(Penulis : Fika Nurul Ulya | Editor : Icha Rastika, Bagus Santosa)

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/21/17331411/ancaman-omicron-ba275-testing-dan-tracing-indonesia-dinilai-belum-ideal

Terkini Lainnya

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke