Ia meminta prajurit TNI AD cukup fokus melakukan pengamanan bersama kepolisian.
“Tidak ada berbicara mengomentari tentang proses demokrasi yang mengarah pada pemilu. Lakukan pengamanan dengan kepolisian,” kata Dudung saat memberikan pengarahan di Kodam Jaya, Jakarta, Senin (14/3/2022).
Dudung mengatakan, apabila ke depan ada potensi yang mengganggu proses demokrasi, prajurit TNI AD harus ambil bagian dalam pengamanan bersama kepolisian.
“Apabila ada benih yang mencoba akan menggangu proses demokrasi, TNI AD dan kepolisian harus tampil,” tegas dia.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa di masa tahun politik pada 2022 dan 2023, prajurit TNI AD harus benar-benar tegas lurus dengan pimpinan.
“Tahun 2022-2023 ini adalah tahun politik, TNI AD saya minta harus tegak lurus, loyalitas kepada pimpinan pusat, presiden sebagai panglima tertinggi,” tegas dia.
Di samping itu, Dudung juga menekankan mengenai pemanggilan penceramah. Ia meminta agar prajurit TNI AD tak mengundang penceramah radikal.
Ia menyarankan supaya prajurit TNI AD sebaiknya mengundang penceramah yang mempunyai jiwa nasionalismenya tinggi.
“Ini sudah saya sampaikan kepada seluruh jajaran, cari penceramah yang nasionalismenya tinggi, lebih banyak. Kalau yang ceramahnya sudah miring, miring,” ungkap dia.
“Kalau ceramahnya sudah mengarah pada pemberian pemahaman yang sudah di luar ayat suci Alquran, di luar ajaran dan ketentuan agama Islam, sudah jangan diundang justru harus diwaspadai,” lanjutnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/14/20575441/tekankan-prajurit-tni-ad-tak-komentari-proses-pemilu-ksad-loyalitas-kepada