Salin Artikel

Legislator Ini Minta Jokowi Beri Intervensi Soal Serangan Rusia ke Ukraina dan Buka Hotline WNI

"Meminta dan mendukung Presiden Jokowi sebagai ketua G20 untuk menggunakan pengaruhnya untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terjadinya krisis lanjutan Rusia," ujar Luluk Nur Hamidah kepada wartawan, Kamis (24/2/2022).

"Serta terus mendorong cara-cara atau upaya non-kekerasan untuk menghentikan invasi militer di Ukraina," tambah Ketua DPP PKB Bidang Luar Negeri ini.

Serangan di Ukraina semakin masif setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina. Invasi Rusia dilakukan karena Moskwa membela separatis di timur Ukraina.

Pada 2014, pasukan elite Rusia juga merebut seluruh Semenanjung Crimea di Ukraina.

Dengan kembali memanasnya serangan Rusia, Luluk mengingatkan agar Pemerintah memastikan perlindungan terhadap WNI di Ukraina dilakukan secara maksimal.

"Pemerintah harus pastikan keselamatan dan keamanan WNI. Kemudian membuka akses atau hotline bagi pihak-pihak yang membetuhkan update atau informasi terkait keluarga yang berada di Ukraina," kata Luluk.

Tak hanya itu, Anggota Komisi IV DPR ini juga berharap North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara menjaga jarak dan kepentingan serta menarik diri dari perbatasan agar tidak menjadi provokasi buruk bagi situasi Rusia dan Ukraina.

"Menyerukan kepada seluruh pimpinan dunia agar Rusia menghentikan invasi terhadap Ukraina dan mendorong PBB untuk melakukan langkah cepat serta terukur untuk menghentikan serangan Rusia terhadap Ukraina dan mencegah tindakan serangan militer dari pihak manapun, termasuk NATO," paparnya.

Luluk menyebut Indonesia harus menegaskan sikap menolak segala bentuk kekerasan dan invasi militer, termasuk yang dilakukan oleh Rusia kepada Ukraina.

"Karena itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian abadi, serta melanggar semua hukum internasional," tegas Luluk.

Menurutnya, tindakan militer Putin akan menciptakan kesengsaraan bagi kedua negara, terutama rakyat Ukraina. Luluk menilai akan terjadi krisis kemanusiaan yang luar biasa jika invansi Rusia terhadap Ukraina tidak dihentikan.

"Hal tersebut akan melengkapi berbagai krisis kemanusiaan global yang sampai sekarang juga masih terus berlangsung. Invasi militer hanya akan mendorong munculnya bahaya baru yang lebih besar dan berkelanjutan," urai Legislator dari Dapil Jawa Tengah IV itu.

Luluk khawatir, akan terjadi gelombang jutaan pengungsi yang akan membanjiri Eropa dan kawasan sekitarnya jika krisis ini tidak di akhiri dengan damai.

Sebagai negara superpower, Rusia disebut memiliki perang sangat penting dalam menjaga perdamaian dan keseimbangan dunia.

"Kiranya kekuatan dan kepemimpinan Rusia dalam menjaga perdamaian dan keseimbangan dunia itu tidak dikorbankan karena nantinya justru akan menciptakan gelombang protes dan permusuhan dari seluruh dunia," kata Luluk.

Ia pun mengingatkan, pandemi Covid-19 yang belum berakhir sudah berdampak terhadap sistem kesehatan dan ketahanan ekonomi masyarakat dunia. Jika persoalan ini ditambah dengan adanya ancaman keamanan global, Luluk khawatir permasalahan global akan semakin kompleks.

"Oleh karena itu kami sangat menyayangkan serta mengingatkan Rusia agar jangan sampai memancing perkara baru di tengah riak gelombang kepedihan mengakhiri pandemi Covid-19," ucap dia.

"Jangan memberi peluang bagi para pihak yang merayakan kekacauan untuk tujuan-tujuan terorisme. Peperangan harus dihindari secara tegas dan bersama kita wujudkan dunia yang lebih berkepastian,lebih damai, lebih manusiawi dan adil untuk setiap orang," imbuh Luluk.

Namun cuitan Jokowi disampaikan secara singkat dan tanpa memberikan konteks terhadap kondisi peperangan mana yang ia maksud.

"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia," tulis Jokowi.

Invasi Rusia dan Ukraina makin panas

Perang Rusia vs Ukraina terjadi setelah Presiden Vladimir Putin pada Kamis (24/2/2022) pagi mengumumkan operasi militer untuk membela separatis di timur Ukraina.

Pasukan angkatan darat Rusia pun mulai menyeberang ke Ukraina dari beberapa arah.

Kementerian Pertahanan Rusia hari ini mengatakan telah menghancurkan pangkalan udara militer Ukraina.

Suara ledakan juga terdengar di Kiev, ibu kota Ukraina, disusul beberapa kota di dekat garis depan dan sepanjang pantai negara tersebut.

Ukraina kemudian menutup wilayah udaranya untuk pesawat sipil, dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menulis di Twitter bahwa negaranya menghadapi invasi skala penuh.

Persenjataan Ukraina pun masih kalah jauh dibandingkan Rusia meski sudah disuplai senjata dan amunisi dari negara Barat.

Pusat Penjaga Perbatasan Ukraina mengatakan, tank Rusia dan alat berat lainnya melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, serta dari semenanjung Crimea yang dicaplok Kremlin di selatan.

Selain itu, Ukraina juga melaporkan kematian pertama akibat invasi darat.

Diberitakan Al Arabiya, menurut seorang penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina pada Kamis, sedikitnya delapan orang tewas dan sembilan orang mengalami luka-luka akibat serangan Rusia.

Kamis sore waktu Indonesia, Ukraina melaporkan sedikitnya 40 orang telah tewas akibat serangan Rusia.

Laporan tersebut disampaikan salah satu penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksii Arestovich. Selain itu, beberapa puluh orang juga menderita luka-luka, sebagaimana dilansir Associated Press.

Penjaga perbatasan mengatakan, pasukan militer Rusia telah melintasi perbatasan Ukraina ke wilayah Chernihiv, Kharkiv, dan Luhansk.

Ukraina mengatakan pada Kamis bahwa Rusia sedang memindahkan peralatan militer ke negara itu dari Crimea yang dicaplok dan bahwa Rusia menembakinya di seluruh negeri sampai ke wilayah Lviv di Ukraina barat.

“Negara kami juga menghadapi serangan siber tanpa henti,” kata seorang pejabat di Ukraina.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/24/19442541/legislator-ini-minta-jokowi-beri-intervensi-soal-serangan-rusia-ke-ukraina

Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke