Salin Artikel

Ketika Puan Kesal Ada Gubernur Tak Menyambutnya Turun ke Daerah, Siapa yang Dituju?

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menumpahkan kekesalannya di hadapan kader-kader PDI-P karena ada gubernur yang tidak mau menyambut dirinya saat turun ke daerah.

Saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDI-P di Manado, Rabu (9/2/2022), ia mengaku heran kenapa ada gubernur yang tak menyambutnya padahal ia adalah seorang ketua DPR yang semestinya disambut dengan bangga oleh sesama kader PDI-P.

"Begitu saya datang enggak mau menyambut gitu loh. Saya jadi bingung. Kayak enggak semangat gitu. Padahal harusnya jadi kebangaan loh, ada kebangaan, saya juga bangga kok datang sebagai Ketua DPR ke mana-mana," kata Puan.

Puan tidak menyebut nama gubernur yang dimaksud, namun ia membandingkan sikap gubernur tersebut dengan sikap kader-kader PDI-P di Sulawesi Utara yang menyambutnya.

"Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya. Kenapa saya punya gubernur kok nggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," ujar Puan.

Puan menyatakan, kedudukannya sebagai ketua DPR saat ini bukan hasil perjuangannya sendiri, tetapi buah perjuangan keluarga besar PDI-P karena hanya partai pemenang pemilu yang berhak mendapat kursi ketua DPR.

Dalam kesempatan itu, Puan juga mengingatkan kader PDI-P agar menghindari ego atau ambisi yang terlalu besar.

"Kita harus tahu ukuran baju kita. Kalau ukurannya S ya S, kalau ukuranya M ya M, kalau Large ya Large. Nggak boleh juga terlalu ketat dan juga longgar. Supaya apa? Supaya tahu diri. Jangan sampai teman makan teman," ungkapnya.

Diarahkan ke Ganjar

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, kekesalan Puan tersebut jelas ditujukan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Menurut Adi, publik dapat dengan mudah menebak hal itu karena selama ini ada anggapan di benak publik bahwa Puan memiliki rivalitas dengan Ganjar menuju Pemilihan Presiden 2024.

Terlebih, baru beberapa waktu lalu Puan meresmikan Pasar Legi di Solo tanpa didampingi Ganjar yang sedang berada di Jakarta.

"Jadi publik menduga-duganya Puan sebenarnya ingin menyerang Ganjar, itu tafsiran publik, persisnya ya tentu hanya Mbak Puan dan Tuhan yang tahu siapa yang dimaksud," ujar Adi, Kamis (10/2/2022).

Adi berpandangan, pernyataan Puan tersebut juga menambah keyakinan publik bahwa ia dan Ganjar memang berjarak secara politik.

Kemarahan Puan itu seolah semakin menegaskan bahwa hubungannya dengan Ganjar tidak baik-baik saja, apalagi pernyataan Puan itu disampaikan menggunakan bahasa yang cukup vulgar.

"Intinya ya secara tidak langsung kalau ditafsirkan, Puan ingin mengatakan Ganjar bukan siapa-siapa di PDI-P, kalau bahasa teman-teman PDI-P lain ya anak kos-kosan lah, cuma ngontrak," ujar dia.

Adi menambahkan, sebuah hal yang lazim dalam politik Indonesia bahwa kader-kader partai di daerah menyambut kedatangan elite partai yang sedang berkunjung ke daerah.

Terlebih, dalam kasus Puan, ia merupakan sosok penting di PDI-P dengan statusnya sebagai ketua DPR, ketua DPP PDI-P, serta pemegang trah Sukarno.

"Puan ini kan sebenarnya ingin memperlihatkan kepada publik tentang supremasi politiknya di internal PDI-P bahwa Puan adalah orang yang saat ini orang penting di partai dan menduduki jabatan politik strategis yang didapatkan dengan susah payah," kata Adi.

Tuai Kritik

Pernyataan Puan tersebut juga menuai kritik dari sejumlah pihak. Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) meminta Puan agar lebih serius mengerjakan tugasnya sebagai ketua DPR ketimbang mempersoalkan penyambutan oleh kepala daerah.

"Sebagai Ketua DPR, saya kira Puan tak mesti menambah persoalan dengan informasi-informasi yang hanya berisi curahan hatinya saja. Ada banyak masalah kebangsaan dan juga persoalan DPR yang memerlukan keseriusannya sebagai Ketua DPR," kata peneliti Formappi Lucius Karus.

Menurut Lucius, keluhan Puan tersebut semestinya dapat diselesaikan melalui komunikasi dengan para gubernur tanpa harus mengukapnya di hadapan publik.

"Kalau urusan kekecewaan pribadi semacam yang dicurhatinnya, silahkan Puan selesaikan sendiri dengan membangun komunikasi yang saling menghargai dengan gubernur-gubernur karena rasa hormat itu hanya akan datang jika kita mulai menghormati orang lain," ujar Lucius.

Sementara itu, anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera mengingatkan, kepala daerah sebaiknya fokus pada tugas melayani rakyat.

Oleh karena itu, menurut Mardani, semestinya tidak ada masalah apabila ketua DPR tidak disambut oleh kepala daerah saat melakukan kunjungan.

"Tupoksi kepala daerah yang utama memang melayani rakyat, bukan elite. Jika tidak menyambut karena ada acara dengan rakyat, tidak masalah," kata Mardani.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu pun menyarankan Puan untuk bersikap santai meski kehadirannya tak disambut oleh kepala daerah.

"Cool saja untuk Mbak Puan, karena memang era sekarang, hubungan pusat dengan daerah tidak sekaku dulu. Khususnya, zaman Orde Baru," ujar Mardani.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/11/07481761/ketika-puan-kesal-ada-gubernur-tak-menyambutnya-turun-ke-daerah-siapa-yang

Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke