Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masifnya Pengangkatan Pj Gubernur Jadi Tanda Era Baru Resentralisasi

Kompas.com - 29/04/2024, 16:28 WIB
Singgih Wiryono,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Transparancy International Indonesia, Alvin Nicola mennyebut, pengangkatan para penjabat gubernur di wilayah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) adalah tanda era baru resentralisasi.

Pasalnya, pengangkatan para penjabat ini tidak dilakukan dengan cara demokratis, dan juga kebijakan cenderung untuk menyukseskan pemerintah pusat saja.

"Era baru resentralisasi sudah dimulai dengan ditunjuknya para Pj yang tidak dilakukan secara demokratis dan kita lihat juga dalam proses kebijakannya tidak cukup demokratis juga," kata Alvin dalam diskusi melalui daring, Senin (29/4/2024).

Baca juga: Sidang MK, Bambang Widjojanto Singgung Isu Pj Gubernur Aceh Dicopot karena Prabowo-Gibran Kalah

Menurut dia, beragam kebijakan tidak dijalankan secara demokratis.

Banyak keputusan dari penjabat gubernur minim dialog dan kontrol dari masyarakat sipil.

Padahal keterlibatan masyarakat alah mandat dari Undang-undang.

"Orientasi kerja Pj Gubernur cenderung business as usual. Tampak sejak awal kehadiran Pj tidak dirancang untuk menyelesaikan masalah kebijakan yang ada, seperti disharmoni aturan pusat dan daerah, pelayanan publik minim kualitas dan pengawasan yang minim efektivitas dan kredibilitas," tuturnya.

Baca juga: Jokowi Panggil Pj Gubernur Sulsel ke Istana, Bahas Pembangunan Stadion di Makassar

Di sisi lain, kebijakan terkait perencanaan dan penganggaran juga cenderung tidak berpihak pada masyarakat, khususnya kelompok rentan.

"Situasi ini ditandai dari adanya stagnasi kebijakan terkait kelompok rentan serta minim akuntabilitas karena tidak melibatkan lembaga legislatif dan begitu pula dengan masyarakat," kata Alvin.

Resentralisasi atau pemusatan kembali juga terlihat pada penyelenggaraan pelayanan publik.

Pj Gubernur dinilai sangat memprioritaskan Proyek Strategis Nasional (PSN) ketimbang menyelesaikan permasalahan di daerah.

"Objek pembangunan ini pun cenderung tertutup, dan berdampak besar bagi kelompok rentan terutama kelompok masyarakat adat," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Grace Natalie, Politikus PSI yang Jadi Stafsus Jokowi

Profil Grace Natalie, Politikus PSI yang Jadi Stafsus Jokowi

Nasional
Perkuat Komitmen NZE, PHE Teken Kerja Sama Carbon Capture dengan ExxonMobil

Perkuat Komitmen NZE, PHE Teken Kerja Sama Carbon Capture dengan ExxonMobil

Nasional
Pimpinan Komisi II DPR Kecewa Sirekap KPU Cuma Bikin Bingung Rakyat

Pimpinan Komisi II DPR Kecewa Sirekap KPU Cuma Bikin Bingung Rakyat

Nasional
Ridwan Kamil Maju di Pilkada DKI Jakarta Atau Jabar? Ini Jawaban Ketum Golkar

Ridwan Kamil Maju di Pilkada DKI Jakarta Atau Jabar? Ini Jawaban Ketum Golkar

Nasional
Sandra Dewi Terus Menunduk Sembari Jalan Masuk ke Mobil Usai Diperiksa Kejagung

Sandra Dewi Terus Menunduk Sembari Jalan Masuk ke Mobil Usai Diperiksa Kejagung

Nasional
Soal Duet Dico-Raffi di Pilkada Jateng, Airlangga: Kalau Survei Bagus, Bakalan Terus

Soal Duet Dico-Raffi di Pilkada Jateng, Airlangga: Kalau Survei Bagus, Bakalan Terus

Nasional
Kasus Gubernur Abdul Gani, KPK Geledah Kantor Dinas ESDM dan PTSP Maluku Utara

Kasus Gubernur Abdul Gani, KPK Geledah Kantor Dinas ESDM dan PTSP Maluku Utara

Nasional
Jadi Pembicara di Forum Ekonomi Qatar, Prabowo Bahas Pembangunan Negara dan Puji Jokowi

Jadi Pembicara di Forum Ekonomi Qatar, Prabowo Bahas Pembangunan Negara dan Puji Jokowi

Nasional
Demokrat: UU Kementerian Negara Belum Revisi Sejak 2008, Padahal Politik Dinamis

Demokrat: UU Kementerian Negara Belum Revisi Sejak 2008, Padahal Politik Dinamis

Nasional
Menyusul Penerapan KRIS, BPJS Tegaskan Belum Ada Penghapusan Kelas dan Iuran Masih Sama

Menyusul Penerapan KRIS, BPJS Tegaskan Belum Ada Penghapusan Kelas dan Iuran Masih Sama

Nasional
Pemerintah Tunda Kewajiban Sertifikasi Halal UMKM hingga 2026

Pemerintah Tunda Kewajiban Sertifikasi Halal UMKM hingga 2026

Nasional
KPK Benarkan JK Bakal Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut PT Pertamina

KPK Benarkan JK Bakal Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut PT Pertamina

Nasional
Buntut Kecelakaan di Subang, Kemenhub dan Polri Cek Massal Kelayakan Bus Pariwisata di 6 Provinsi

Buntut Kecelakaan di Subang, Kemenhub dan Polri Cek Massal Kelayakan Bus Pariwisata di 6 Provinsi

Nasional
'Revisi UU MK Bukan soal Penegakkan Konstitusi, Ini soal Kepentingan Politik Jangka Pendek'

"Revisi UU MK Bukan soal Penegakkan Konstitusi, Ini soal Kepentingan Politik Jangka Pendek"

Nasional
KPK Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Subkontraktor Fiktif di BUMN PT Amarta Karya

KPK Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Subkontraktor Fiktif di BUMN PT Amarta Karya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com