"Prediksi lonjakan pada minggu kedua Februari," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (12/1/2022).
Secara terpisah, Ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University Dicky Budiman memprediksi gelombang ketiga kasus Covid-19 akan terjadi sekitar Februari dan Maret 2022.
Meski demikian, menurutnya, dampak lonjakan kasus Covid-19 ini akan lebih rendah dibandingkan periode ledakan kasus akibat varian Delta.
"Tapi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa dengan Omicron ini potensinya itu moderat dalam artian, moderat gelombang 3 beban di faskes, beban kematian, lebih moderat (rendah) keparahannya dibandingkan dengan Delta," ujar Dicky saat dihubungi, Senin (10/1/2022).
Dicky mengatakan meski tingkat keparahannya tidak seperti Delta, penularan varian Omicron tetap diwaspadai.
Sebab, hampir 90 persen kasus Omicron menginfeksi orang yang sudah divaksinasi lengkap dan hanya mengalami gejala ringan.
Oleh karenanya, ia meminta kemampuan deteksi Covid-19 dalam sehari di Indonesia dapat ditingkatkan.
"Untuk mendeteksi sehari saja kita belum bisa melakukan itu, bahkan saat Delta pemeriksaan masuk 500.000 saja tidak pernah," ucapnya.
Lebih lanjut, Dicky mengatakan, dalam situasi ini, pemerintah juga harus memastikan cakupan vaksinasi Covid-19 di masyarakat meningkat dan memberikan vaksinasi lanjutan atau booster kepada kelompok rentan.
Selain itu, ia meminta, upaya mitigasi terus dilakukan seperti, testing, tracing dan treatment dan penerapan protokol kesehatan dapat meredam lonjakan Omicron khususnya terhadap kelompok rentan.
"Kita belajar dari kasus di Eropa dan Amerika yang mulai ada beban di fasyankes mungkin cakupan vaksinasi jauh lebih tinggi di bandingkan Indonesia dalam kaitan 2 dosis bahkan booster sekalipun," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/12/06273831/kemenkes-prediksi-lonjakan-kasus-covid-19-terjadi-pekan-kedua-februari