Menurut dia, perayaan Natal memiliki makna akan nilai-nilai perjuangan, pengorbanan, khususnya nilai kesederhanaan.
Nilai-nilai tersebut tentunya dapat dijadikan tauladan, baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Sederhana adalah sikap yang mengedepankan kebijaksanaan dalam memandang serta menjalani hidup dan kehidupan di alam fana ini," ucap Firli, melalui keterangan tertulis, Minggu (26/12/2021).
"Sebaliknya glamoristik, sifat seseorang yang bergaya hidup ‘hedon’ dan gemar menonjolkan kemewahannya, sudah tentu tidak memiliki kebijaksanaan sehingga cenderung tergerak mengikuti hawa nafsu dan rasa tamak," kata dia.
Menurut Firli, sifat tamak atau ketamakan (serakah) dapat mengamputasi sisi dan nilai-nilai kemanusiaan seorang manusia.
Sifat itu mengubah tabiat serta perilaku manusa menjadi rakus layaknya seekor tikus yang tidak pernah puas karena selalu merasa kurang.
"Dan yang pasti, rasa tamak adalah pemicu utama seseorang untuk berperilaku koruptif, sehingga berani melakukan tindak pidana korupsi yang dampak destruktifnya," ucap Firli.
"Bukan hanya merugikan keuangan atau perekonomian semata namun juga dapat menghancurkan tujuan bernegara suatu bangsa," kata dia.
Sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia, KPK membutuhkan peran serta andil nyata segenap pemeluk agama dan kepercayaan di Indonesia, termasuk umat Nasrani.
Melalui peran-peran umat beragama di Republik ini, Firli berharap, penyakit kronis korupsi yang telah berurat akar di Tanah Air bisa dientaskan.
"Salah satu wujud nyata peran dan andil pemeluk agama adalah ikut mengampanyekan pentingnya budaya antikorupsi, bukan hanya di kegiatan keagamaan namun juga dalam kehidupan sehari-hari," ucap Firli.
Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini mengatakan, semangat Hari Raya tahun ini sejatinya bisa memberikan banyak tauladan baik akan indah dan nikmatnya kesederhanaan dalam menjalani hidup serta kehidupan.
Menurut dia, nilai kesederhanaan dapat membentengi manusia dari glamoristik.
"Agar ketamakan, naluriah binatang tidak bangkit apalagi menjadi jiwa dalam pikiran dan raga manusia," ucap Firli.
Peringatan Natal, kata dia, bukan sekedar perayaan yang identik dengan pesta keagamaan.
Natal sejatinya adalah sarana atau momentum untuk merefleksikan diri terhadap nilai-nilai perjuangan, pengorbanan, khususnya kesederhanaan yang juga diajarkan oleh agama lainnya di muka bumi ini.
"Selamat merayakan Hari Natal, mari bersama kita tebar kasih serta semai selalu nilai-nilai kesederhanaan dan semangat antikorupsi disegenap jantung serta urat nadi seluruh anak bangsa di republik ini, agar Indonesia maju, sejahtera, aman, dan damai sentosa," tutur Firli.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/26/11300961/ucapkan-selamat-natal-firli-ingatkan-soal-kesederhanaan-dan-jauh-dari