Salin Artikel

Ini 15 Aplikasi yang Terintegrasi dengan PeduliLindungi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI secara resmi telah mengumumkan sejumlah aplikasi yang terintegerasi dengan PeduliLindungi.

Sebelumnya, pada September 2021, Kemenkes menyatakan ada 11 aplikasi yang terhubung dengan PeduliLindungi. Namun kini pada Oktober 2021, aplikasi yang terintegrasi bertambah menjadi 15 aplikasi.

Dengan begitu, masyarakat dapat mengakses ruang publik melalui QR code PeduliLindungi dari aplikasi lain, tanpa harus memiliki aplikasi PeduliLindungi.

"Dengan adanya QR code yang di-scan untuk memulai aktivitas, diharapkan kasus positif bisa sangat cepat diketahui, dan siapa saja yang ada di tempat tersebut, pada waktu tersebut akan sangat membantu proses tracing," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (7/10/2021).

Budi berharap kerja sama dengan para mitra ini dapat membangun infrastruktur kesehatan yang lebih baik selama pandemi Covid-19.

"Karena pandemi akan selesai lama tahunan, puluhan tahun kita harus punya tata cara hidup yang baru dengan protokol kesehatan," kata Budi.

Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji mengatakan, tercatat ada 50 mitra yang sedang melakuakn uji coba dengan QR code PeduliLindungi. Namun, saat ini baru 15 aplikasi yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.

Sebanyak 35 mitra lainnya secara bertahap melakukan implementasi di bulan Oktober 2021 ini. Sehingga total akan ada 50 mitra yang akan terintergasi dengan peduliLindungi.

Adapun 15 aplikasi yang telah resmi terintegerasi dengan PeduliLindungi adalah sebagai berikut:

  1. Gojek
  2. Grab
  3. Tokopedia
  4. Traveloka
  5. Tiket.com
  6. Dana
  7. Livin' by Mandiri
  8. Cinema XXI
  9. Link Aja
  10. GOERS
  11. Jaki
  12. BNI Mobile
  13. M-Cash
  14. Shopee
  15. Loket.com

Kerja sama dengan 15 aplikasi di atas ditetapkan melalui KMK Nomor HK/0107/Menkes/5680/2021 yang berisi pedoman, tata cara dan landasan terkait pemanfaatan QR code PeduliLindungi hingga keamanan data.


Sebelumnya, kata Setiaji, pemanfaatan fitur PeduliLindungi pada aplikasi lainnya juga menjadi solusi bagi masyarakat yang kesulitan mengunduh aplikasi PeduliLindungi karena keterbatasan memori ponsel pintarnya.

Sementara bagi masyarakat yang tidak memiliki ponsel pintar dan akan melakukan perjalanan udara maupun dengan kereta, tetap bisa teridentifikasi status hasil tes swab PCR maupun antigen dan sertifikat vaksinnya. Status tersebut dapat diketahui melalui NIK saat membeli tiket.

“Sudah kami berlakukan di bandara, misalnya di bandara itu bahkan di tiket sudah kita integrasikan. Kalau naik kereta api itu sudah tervalidasi pada saat pesan tiket, sehingga tanpa menggunakan handphone pun itu bisa diidentifikasi bahwa yang bersangkutan sudah memiliki vaksin dan ada hasil tesnya,” kata Setiaji.

Bagi tempat yang tidak terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi, masyarakat bisa memeriksanya secara mandiri di aplikasi PeduliLindungi.

Caranya dengan memasukkan NIK dan langsung muncul bahwa yang bersangkutan statusnya layak atau tidak untuk masuk ke tempat tersebut.

''Di PeduliLindungi itu sudah ada fitur untuk self-check. Jadi sebelum berangkat orang-orang bisa menggunakan self-check terhadap dirinya sendiri,'' katanya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/10/07/15130391/ini-15-aplikasi-yang-terintegrasi-dengan-pedulilindungi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke