Dia menilai, kehadiran kerajaan dan kesultanan sejak masa Nusantara merupakan bagian penting dalam sejarah terbentuknya bangsa.
"Karena salah satu entitas yang berjasa dalam lahirnya bangsa dan negara ini adalah kerajaan-kerajaan Nusantara," kata La Nyalla dalam acara di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
"Kerajaan Nusantara adalah salah satu pemilik saham utama negeri ini," kata La Nyalla
Dia menyatakan, sumbangsih kerajaan Nusantara terhadap lahirnya Indonesia tidak bisa dihapus dalam sejarah.
Apalagi, kerajaan-kerajaan di Nusantara juga telah melahirkan sejumlah tradisi dari pemerintahan, penulisan, pendidikan, pengobatan, hingga kemiliteran baik di darat maupun laut.
"Karena Indonesia lahir dari sebuah peradaban yang besar. Peradaban yang unggul, yaitu peradaban kerajaan dan kesultanan Nusantara," ujar dia.
Dukungan para raja dan sultan di masa lalu juga luar biasa dalam lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misalnya, dukungan moril diberikan dengan sikap legawa yang luar biasa dari para raja dan sultan dengan mengakui kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara persatuan.
Sedangkan dukungan materiil diberikan berupa bantuan uang, emas, tanah kerajaan dan bangunan untuk dipergunakan bagi kepentingan pendirian negara ini di awal kemerdekaan.
Menurut LaNyalla, sejumlah tanah dan aset kerajaan Nusantara masih dipergunakan untuk kepentingan pemerintah.
"Maka, sangat tidak berlebihan, bila saya, dan seharusnya kita semua, menyebut bahwa Kerajaan Nusantara adalah salah satu pemilik saham utama negeri ini," ucapnya.
Usai acara, La Nyalla beserta raja dan sultan tampak mengelilingi pameran foto dengan tema "DPD RI Bangkit dan Maju Bersama Daerah". Tampak sejumlah foto dihadirkan di sekitar Gedung Nusantara IV.
Foto-foto itu menjelaskan seperti apa rangkaian kerja DPD sejauh ini, di antaranya rapat paripurna luar biasa, kunjungan kerja ke daerah, hingga meninjau vaksinasi Covid-19.
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/01/17014201/undang-raja-dan-sultan-di-hut-dpd-la-nyalla-puji-peran-kerajaan-sejak-era