Salin Artikel

Yang Perlu Diketahui soal Varian Baru Covid-19 Bernama R.1

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam situs resminya menyebut tengah memantau sejumlah varian baru Covid-19, yang salah satunya adalah varian R.1. Varian R.1 menurut WHO pertama kali ditemukan di banyak negara pada Januari 2021.

Sementara dalam Health disebut bahwa varian R.1 pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 2020, dan sejak itu menyebar ke negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat varian ini menginfeksi penghuni dan staf di panti jompo Kentucky, bahkan varian ini menginfeksi penghuni dan petugas di panti yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Amesh A. Adalja, MD, peneliti senior di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health's Center for Health Security, mengatakan varian R.1 merupakan versi virus Covid-19 yang mengalami mutasi terkait dengan perubahan fungsi dari virus.

Dengan kata lain, seperti halnya strain baru, R.1 dapat mempengaruhi orang secara berbeda dari virus versi asli.

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebutkan bahwa varian R.1 memiliki beberapa karakteristik mutasi penting, seperti peningkatan penularan virus, berkurangnya efektivitas terapi konvalesen dan pasca-vaksinasi, serta potensi untuk mengurangi efektivitas antibodi penawar.

Dalam DNAIndia disebut bahwa pasien dengan varian ini telah ditemukan di sekitar 35 negara dan lebih dari 10.000 pasien di seluruh dunia telah terinfeksi varian ini. Gejala varian R.1 disebut mirip seperti gejala varian baru Covid-19 lainnya.

Adalja mengatakan, identifikasi strain baru tidak harus disikapi dengan panik.

Kendati varian baru apa pun dapat menimbulkan ancaman, Adalja menilai bahwa kecil kemungkinan varian R.1 akan menyalip varian Delta sebagai mutasi virus virus corona yang paling parah atau dapat ditularkan.

"Saya tidak menduga itu akan menjadi masalah besar karena tidak memiliki kemampuan untuk menggantikan Delta. Sangat sulit bagi jenis mutasi ini untuk mendapatkan pijakan di negara yang memiliki varian Delta," kata Adalja.

Seberapa merajalelanya suatu strain, Adalja menekankan, lebih berkaitan dengan transmisibilitasnya, dan, sekali lagi, sangat tidak mungkin yang satu ini akan menggantikan varian Delta.

Menurut Ramon Lorenzo Redondo, asisten profesor peneliti penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Feinberg Northwestern, cara terbaik untuk menjaga diri dari varian Delta, R.1, atau jenis varian Covid-19 apa pun, adalah dengan mendapatkan vaksinasi lengkap dan terus mempraktikkan tindakan pencegahan yang direkomendasikan, seperti penggunaan masker di tempat umum.

Melindungi diri dari infeksi juga merupakan metode paling efektif untuk menghentikan virus agar tidak terus bermutasi.

"Satu-satunya cara untuk menghentikan varian baru adalah dengan menghentikan jumlah infeksi," kata Redondo.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/28/06150091/yang-perlu-diketahui-soal-varian-baru-covid-19-bernama-r.1

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke