Salin Artikel

Kasus Aktif Covid-19 di Kaltim Tinggi, Satgas Singgung Soal Isolasi Mandiri

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ganip Warsito menyoroti tingginya kenaikan kasus Covid-19 di Kalimantan Timur.

Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, hingga Rabu (4/8/2021), ada 22.546 kasus aktif dan 3.616 kematian di Kaltim.

Jumlah itu membuat Kaltim masuk sebagai satu dari sepuluh provinsi dengan angka kasus aktif tertinggi di RI.

"Saya melihat yang sudah dilaksanakan oleh gubernur dan para bupati, wali kota, itu sudah baik. Namun kenapa kasus masih meningkat? Tentunya ada hal-hal yang perlu kita lihat di lapangan," kata Ganip dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (5/8/2021).

Dalam rapat koordinasi yang digelar bersama Pemprov Kaltim dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Ganip menyampaikan bahwa ada sejumlah hal yang harus dibenahi terkait penanganan pandemi di Kaltim. Pembenahan itu dimulai dari hulu hingga hilir.

Hulu yang dimaksud yakni penanganan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif. Pasien positif dapat digolongkan menjadi pasien OTG atau tak bergejala, bergejala ringan, sedang, hingga berat.

Dari penggolongan tersebut, dapat diambil tindakan yang sesuai, apakah pasien cukup isolasi mandiri di rumah atau harus mendapat penanganan langsung di rumah sakit.

“Ini yang harus kita sepakati, mana yang boleh isoman, mana yang boleh isolasi terpusat, dan mana yang dirujuk kerumah sakit, inilah pembenahan itu,” ujar Ganip.

Ganip mengatakan, isolasi mandiri hanya ditujukan bagi pasien OTG. Selain itu, pasien bergejala ringan, usia kurang dari 45 tahun, dan kondisi rumah serta lingkungan mendukung untuk isolasi mandiri dengan pengawasanan Puskesmas.

Sementara, pasien dengan gejala ringan, usia lebih dari 45 tahun, dan memiliki komorbid dapat melakukan isolasi secara terpusat dengan dipantau tenaga kesehatan.

Terakhir, bagi pasien dengan gejala menengah dan berat harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

“Karena dari pengalaman penanganan di Jawa dan Bali, fatality (kematian) kerap terjadi karena perburukan. Pasien dibawa ke rumah sakit ketika sudah kritis. Kenapa, mungkin saat isoman tidak ada monitoring,” kata Ganip.

Bersamaan dengan itu, Ganip menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat. Ia mengingatkan seluruh pihak untuk disiplin memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan mengurangi mobilitas.

“Ini bagian dari penanganan, ujungnya nanti kami akan mengendalikan Covid itu melalui tiga cara yaitu menegakkan disiplin prokes 3M yang patuh, 3T (testing, tracing, treatment) yang tinggi dan vaksinasi yang tinggi,” tutur Ganip.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/05/16334901/kasus-aktif-covid-19-di-kaltim-tinggi-satgas-singgung-soal-isolasi-mandiri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke