Salin Artikel

Tingkatkan Konsumsi Ikan, Kementerian KP Gelar Pelatihan Pengolahan Camilan Berbahan Ikan

KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) terus berupaya menggalakkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk mendukung peningkatan konsumsi ikan nasional.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian KP Sjarief Widjaja menyampaikan, meningkatkan konsumsi ikan dapat dilakukan dengan membuat inovasi pada olahan makanan, salah satunya mengembangkan produk bergizi berbahan dasar ikan.

Oleh karenanya, Kementerian KP melalui BRSDM mengadakan pelatihan pengolahan camilan ikan bagi para pelaku usaha agar dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengembangkan usaha mereka.

“Lewat pelatihan ini, peserta dapat memanfaatkan pelatihan dengan baik sehingga ke depannya dapat menjadi salah satu alternatif peluang usaha dan meningkatkan pendapatan pelaku usaha,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (16/7/2021).

Salah satu pelatihan yang digelar KKP melalui BRSDM adalah pelatihan pembuatan camilan bernama fishchocoral, Selasa (13/7/2021).

Difasilitasi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Ambon, pelatihan yang digelar daring ini diikuti sebanyak 468 peserta dari 33 provinsi di Indonesia.

Dalam kegiatan ini, para pelatih mendemonstrasikan secara langsung cara membuat fishchocoral, yang merupakan inovasi camilan berbahan dasar ikan dan cokelat yang diolah dalam bentuk terumbu karang.

Terkait hal itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilia Pregiwati memuji terobosan baru gagasan BP3 Ambon, terutama dalam mengombinasikan ikan dengan cokelat menjadi camilan yang menarik.

“Terobosan untuk membuat snack fishchocoral berbahan baku ikan, dibalut dengan cokelat dan dibentuk seperti terumbu karang ini sangat menarik,” ujarnya.

Menurutnya, produk ini akan membuat orang-orang tertarik menggeluti atau memproduksi makanan dari ikan. Tak hanya itu, produk ini juga bisa membuat anak-anak semakin suka ikan.

Sementara itu, Kepala Sub Koordinator Pelatihan BP3 Ambon Ekadasa Priantara mengatakan, camilan cokelat merupakan hidangan yang hampir disukai banyak kalangan, terlebih anak-anak.

“Cokelat banyak disukai anak-anak dan jika dibuat menjadi camilan yang dicampur dengan ikan mereka sulit menolak, karena rasanya manis dan gurih,” katanya.

Ekadasa juga menyebutkan, pelatihan ini menjadi salah satu upaya diversifikasi produk olahan ikan, yaitu memperkenalkan fish snack.

Salah satu peserta pelatihan Siti Anisyah pun memuji program ini. Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat sehingga bisa ditularkan ke masyarakat.

“Pelatihan Pembuatan Fishchocoral kali ini sangat luar biasa, bermanfaat sekali ilmunya untuk ditularkan ke masyarakat khususnya pelaku utama perikanan,” tambahnya.

Siti berharap, melalui pelatihan ini dapat tumbuh pelaku usaha baru dan mampu moving forward pada masa new normal.

Tentu hal tersebut membutuhkan peran penyuluh dalam membantu proses pemasaran dengan memanfaatkan peluang bisnis secara daring.

Sebagai informasi, dalam kesempatan yang sama, KKP juga mengadakan kegiatan Pelatihan Teknik Perbaikan Jaring dengan Bahan Polyethylene (PE) yang difasilitasi BP3 Tegal secara daring.

Pada kegiatan ini, pelatih mendemonstrasikan cara menjurai jaring dengan benang PE, cara pemotongan, dan teknik perbaikan jaring kepada 465 peserta dari 34 Provinsi di Indonesia.

Pelatihan tersebut diharapkan dapat menekan fenomena ghost fishing (alat penangkapan ikan yang dibuang, hilang, atau ditinggalkan di laut) yang merusak lingkungan.

Selain itu, cara dalam pelatihan tersebut juga dapat menjadi alternatif nelayan dalam menekan biaya kerusakan maupun perbaikan alat tangkap dalam kegiatan usahanya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/16/10371541/tingkatkan-konsumsi-ikan-kementerian-kp-gelar-pelatihan-pengolahan-camilan

Terkini Lainnya

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke