Salin Artikel

Kemenkes Ingatkan Ada Indikasi Peningkatan Kasus, Kematian, dan Pasien Rawat Inap akibat Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com – Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19 sejak kemunculan virus Covid-19 di Tanah Air pada awal Maret 2020.

Mulai dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro hingga pelarangan mudik.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, grafik penambahan kasus Covid-19 sempat menunjukkan tren penurunan sejak Februari-Maret 2021.

Namun, pada akhir April 2021, seolah ada tren kenaikan kasus Covid-19.

Berdasarkan data kasus konfirmasi Covid-19 dari Kemenkes, pada Rabu (28/4/2021) terdapat 5.241 penambahan kasus Covid-19. Sedangkan, pada Kamis (29/4/2021), ada 5.833 kasus baru Covid-19.

Nadia pun berharap semua pihak berpartisipasi dalam upaya menekan terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

"Artinya ada tambahan sebanyak 600 kasus. Nah, ini tentunya kembali menjadi alarm kita," kata Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Kementerian Kesehatan, Kamis (30/4/2021).

"Kalau kita lihat grafiknya yang kemarin sudah kita upayakan untuk mulai turun sejak awal Februari terus sampai Maret. Di April terlihat ada sedikit seolah-olah kenaikan tren kenaikan," lanjutnya.

Tren peningkatan kematian

Tak hanya menemukan adanya indikasi peningkatan kasus Covid-19, Nadia juga mengingatkan adanya tren peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia.

Kondisi itu terjadi sekalipun tidak terjadi peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 secara signifikan.

Pemerintah mencatat angka kematian meningkat 20 persen pada bulan April berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan hingga hari Kamis (29/4/2021).

"Yang perlu menjadi catatan kita adanya peningkatan kasus kematian sebanyak 20 persen," ujar Nadia seperti dikutip Kompas.com.

Ia kemudian mencontohkan, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta terlihat mengalami penurunan. Namun, angka kematian di DKI Jakarta mengalami peningkatan.

Nadia pun mengingatkan semua pihak untuk waspada dengan gejala Covid-19.

"Artinya ini menjadi kewaspadaan kita, jangan-jangan masyarakat menjadi tidak sadar dengan gejala Covid-19 yang dialaminya, sehingga menunda untuk mendapatkan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan," pungkasnya.

Peningkatan pasien rawat inap di rumah sakit

Selain itu, Kemenkes juga menyatakan bahwa ada tren peningkatan pasien rawat inap akibat Covid-19 di rumah sakit belakangan sebesar 1,28 persen.

"Begitu juga dengan rawat inap di rumah sakit terjadi peningkatan sebanyak 1,28 persen," ujar Nadia dalam konferensi pers virtual.

Lebih jauh, Nadia memaparkan, terdapat 14 provinsi dengan angka rawat inap pasien lebih dari 30 orang per 100.000 penduduk dalam seminggu.

Adapun 14 provinsi itu adalah Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, Yogyakarta, Jambi, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bengkulu Papua Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah.

Kemudian, Nadia mengatakan, peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit terjadi pada ruang isolasi dan ruang perawatan.

Peningkatan kapasitas ini terjadi di RS TNI-Polri, RS BUMN, dan RS Vertikal Kemenkes.

"Rumah Sakit vertikal yang meningkat lebih dari 50 persen itu Rumah Sakit Marzuki Mahdi, 25 sampai 49 persen itu Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo dan Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan," ucapnya.

Klaster Covid-19

Menjelang hari Lebaran, pihak Kemenkes menyoroti beberapa kemunculan klaster Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir.

Beberapa klaster yang disoroti di antaranya adalah klaster tarawih di Banyumas, Jawa Tengah, klaster buka puasa bersama, klaster perkantoran, klaster takziah dan klaster mudik.

"Tentunya ini sangat mengkhawatirkan kita, karena kemungkinan terjadinya super spread pada klaster ini," kata Nadia.

Menurut Nadia, kemunculan klaster tersebut tidak terlepas dari adanya kelalaian individu dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Nadia pun mencontohkan kelalaian pada klaster tarawih di Banyumas. Ia menjelaskan klaster itu terjadi setelah ada satu orang yang terpapar Covid-19. Orang tersebut, kata Nadia, tetap melakukan ibadah tarawih ke masjid meskipun telah positif Covid-19.

"Tentunya kelalaian kita dalam melaksanakan protokol kesehatan terutama saat melaksanakan ibadah tarawih berjemaah," ucapnya.

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, kegiatan buka puasa bersama juga menjadi perhatian Kemenkes karena banyak masyarakat yang mulai lalai menerapkan protokol kesehatan saat buka puasa bersama.

Ia mengingatkan, berbicara saat makan bersama menjadi salah satu penyebab terjadinya penularan virus corona.

"Dan yang terakhir ada klaster perkantoran, takziah dan mudik, tentu harus dilakukan dengan protokol kesehatan untuk mencegah hal yang tidak kita inginkan," pungkasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/05/04/07351441/kemenkes-ingatkan-ada-indikasi-peningkatan-kasus-kematian-dan-pasien-rawat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke