Salin Artikel

1.677.274 Kasus Covid-19 di Indonesia dan Imbauan Presiden agar Masyarakat Tak Optimisme Berlebihan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 sudah lebih dari satu tahun melanda Indonesia. Namun, penularan virus corona SARS-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19 itu masih terjadi dan kasusnya terus bertambah.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Minggu (2/5/2021) menunjukkan, ada 4.394 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu, menyebabkan total kasus Covid-19 kini mencapai 1.677.274 orang sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Kasus baru itu diketahui dari pemeriksaan terhadap 39.958 spesimen dalam sehari.

Pada periode 1-2 Mei 2021, ada 32.389 orang yang diambil sampelnya untuk menjalani pemeriksaan spesimen.

Total, pemerintah sudah memeriksa 14.722.614 spesimen dari 9.895.532 orang. Satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.

Adapun kasus baru Covid-19 itu tersebar di 30 provinsi. Satgas mencatat ada lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi.

Lima provinsi itu yakni DKI Jakarta 854 kasus baru, Jawa Barat 672 kasus baru, Riau 583 kasus baru, Sumatera Barat 270 Kasus Baru, dan Nusa Tenggara Timur 252 kasus baru.

Penyebaran Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini berdampak pada 510 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.

Pasien sembuh dan meninggal dunia

Selain kasus positif, pemerintah juga melaporkan penambahan 3.740 pasien sembuh. Dengan demikian, total pasien sembuh dari Covid-19 sampai saat ini berjumlah 1.530.718 orang.

Kemudian, ada penambahan 144 pasien yang meninggal dunia. Total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 45.796 orang.

Data Satgas juga menunjukkan kasus aktif Covid-19 kini ada 100.760 orang.

Kasus aktif adalah jumlah pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Selain kasus positif, pemerintah juga mencatat ada 73.065 orang yang kini berstatus suspek.

Vaksinasi tahap kedua

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Minggu (2/5/2021) pada pukul 12.00 WIB, tercatat ada 7.669.325 orang yang telah menerima vaksin dosis kedua.

Masyarakat yang divaksin yakni dari kalangan tenaga kesehatan, petugas publik dan lansia. Mereka adalah sasaran pada program vaksinasi tahap kedua.

Sementara jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama yakni sebanyak 12.466.753 orang.

Hingga tahap kedua ini pemerintah menargetkan 40.349.049 orang yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.

Cakupan vaksinasi tahap kedua baru mencapai 30,90 persen untuk dosis pertama dan 19,08 persen dosis kedua.

Sementara vaksinasi tahap pertama yang menargetkan tenaga kesehatan cakupan sudah mencapai 101,61 persen untuk dosis pertama dan 92,20 persen untuk dosis kedua.

Sasaran pada tahap pertama untuk tenaga kesehatan yakni sebanyak 1.492.448 orang.

Sebanyak 1.492.324 tenaga kesehatan sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.354.143 telah disuntik dosis kedua.

Data pemerintah menunjukkan 8.423.557 orang petugas publik sudah divaksinasi dosis pertama dan 4.825.947 orang telah disuntik vaksin dosis kedua.

Sementara sasaran vaksinasi untuk lansia sebanyak 21.553.118 orang.

Hingga saat ini, sebanyak 2.550.008 orang lansia telah divaksinasi dosis pertama dan 1.519.235 lansia telah mendapatkan dosis kedua.

Vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali dalam rentang 14 hari.

Hal itu dilakukan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu.

Imbauan Waspada Covid-19

Presiden Joko Widodo mewanti-wanti masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan virus Covid-19.

Meskipun kurva kasus Covid-19 sudah melandai sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dan berjalannya vaksinasi, Jokowi meminta seluruh pihak tak optimisme berlebihan.

"Jangan dulu berpuas diri, jangan optimisme berlebihan. Jangan merasa situasi sudah terkendali, jangan merasa sudah aman. Belum," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/5/2021).

Presiden mengatakan, tren kesembuhan pasien Covid-19 memang terus meningkat belakangan ini. Sebaliknya, penambahan kasus harian pun terus menurun.

Bahkan, pada hari ini jumlah kasus aktif berada di kisaran 100.000 orang. Namun, Jokowi menegaskan bahwa Covid-19 masih nyata ada di Indonesia.

"Oleh sebab itu kita harus tetap benar-benar waspada, tetap tidak boleh lengah. Tidak boleh menyepelekan yang namanya Covid," ujar Presiden.

Jokowi menyebutkan, upaya menekan kasus aktif Covid-19 harus terus dilakukan. Hal itu sangat bergantung pada kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.

Presiden meminta masyarakat tetap memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, baik yang sudah divaksinasi maupun belum, baik yang berada di zona merah, oranye, kuning, ataupun hijau Covid-19.

Kemampuan Indonesia dalam menekan penyebaran virus corona, lanjut Jokowi, juga sudah mulai menggerakkan aktivitas ekonomi di daerah.

Karena itu, Jokowi meminta kepada gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh daerah terus mengingatkan masyarakat agar disiplin menjalankan protokol kesehatan, termasuk mematuhi larangan mudik lebaran tahun ini.

"Sekali lagi saya tegaskan, prioritas nomor satu tetap keselamatan dan kesehatan masyarakat," kata Jokowi.

"Taatilah protokol kesehatan. Jangan lengah, jangan menganggap remeh dan tetap waspada. Bersama-sama Insya Allah kita mampu mengatasi ujian dan cobaan yang berat ini," ujar Presiden.

https://nasional.kompas.com/read/2021/05/03/06573921/1677274-kasus-covid-19-di-indonesia-dan-imbauan-presiden-agar-masyarakat-tak

Terkini Lainnya

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke