Salin Artikel

Jumlah Tes Covid-19 Turun Drastis, Epidemiolog: Sistem Pelaporan Data Sangat Buruk

Menurut Pandu, meningkat atau menurunnya tes Covid-19 harus dilihat dari kurva testing yang sudah dilakukan pemerintah.

Sebab, kata Pandu, sistem pelaporan data Covid-19 yang dilakukan pemerintah masih sangat buruk.

"Karena sistem pelaporan kita itu sangat buruk, tiba-tiba (pelaporan testing Covid-19) dirapel dari beberapa rumah sakit. Kalau itu kasusnya, mungkin itu kenapa tidak ada laporan (data testing)," kata Pandu saat dihubungi, Kamis (18/2/2021).

"Jadi selama sistem pendataannya tidak diperbaiki, selama itu kita akan salah menarik kesimpulan," tuturnya.

Pandu mempertanyakan alasan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebutkan, turunnya jumlah testing Covid-19 disebabkan karena libur panjang Imlek pada pekan lalu.

Pandu mengatakan, seharusnya Menkes bisa mengantisipasi hal tersebut sehingga pemeriksaan Covid-19 tetap berjalan dengan baik.

"Walaupun libur panjang tidak boleh tidak melayanani kan, tidak semuanya diliburkan, sistemnya enggak dibangun terus menerus, itu yang membuat keseriusan pemerintah menangani pandemi tidak kelihatan, cuma di retorika, implementasinya apa adanya saja," ujar dia.

Lebih lanjut, Pandu menjelaskan, pelaporan data tes Covid-19 harus segera dilakukan agar pelacakan dan isolasi terhadap pasien bisa dilakukan dengan cepat.

Menurut dia, jika pelaporan tes terlambat maka pelacakan dan isolasi pun akan ikut terlambat sehingga banyak masyarakat yang sudah terinfeksi Covid-19, tapi belum terdeteksi.

"Kalau itu tidak dibenahi, sederhananya, maka kita tidak dapat mengendalikan penularan mau ada vaksin, mau ada apa, kita enggak bisa mengendalikan penularan karena vakin butuh waktu juga kan," kata dia.

Jumlah testing Covid-19 memang turun drastis beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, Senin (15/2/2021), pemerintah memeriksa 26.378 spesimen dari 19.626 orang yang diambil sampelnya.

Kemudian, pada Selasa (16/2/2021) pemerintah memeriksa 28.167 spesimen dalam sehari dari 26.156 orang yang diambil sampelnya.


Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menargetkan 30.000 tes per hari untuk melacak kasus Covid-19 di masyarakat.

Bahkan, jumlah tes ini seperti mundur ke Agustus 2020, ketika pemerintah belum bisa meningkatkan jumlah tes Covid-19, baik jumlah spesimen yang diperiksa atau individu yang diambil sampelnya.

Sementara itu, pada Rabu (17/2/2021) pemerintah tidak mengumumkan data pemeriksaan spesimen.

Menanggapi hal tersebut, Menkes Budi Gunadi mengatakan, penurunan jumlah pemeriksaan disebabkan libur panjang perayaan Imlek pada pekan lalu.

"Bahwa setiap (setelah) hari libur pasti testing turun. Kebetulan ini imlek liburnya agak panjang jadi selama empat hari terakhir testingnya turun," ujar Budi dalam konferensi pers virtual yang ditayangkan YouTube Kementerian Kesehatan pada Rabu (17/2/2021).

"Jadi turun bukan karena apa-apa, tapi karena libur. Jadi baik yang melakukan tes (dites) maupun yang me-ngetes itu menurun. Itu konsisten di setiap libur kita amati," tuturnya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/02/18/11355101/jumlah-tes-covid-19-turun-drastis-epidemiolog-sistem-pelaporan-data-sangat

Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke