Sepekan Ini, Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Catat Rekor 3 Hari Berturut-turut

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kembali mencatatkan rekor penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi pada Jumat (15/1/2021) dengan 12.818 kasus.

Penambahan kasus ini menyebabkan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 882.418 kasus.

Ini merupakan ketiga kalinya penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi dalam kurun waktu sepekan.

Berdasarkan catatan Kompas.com, penambahan pasien Covid-19 tertinggi pernah terjadi pada Kamis (14/1/2021) dengan 11.557 orang.

Catatan penambahan kasus tertinggi sebelumnya terjadi pada Rabu (13/1/2021) dengan 11.278 orang.

Dengan demikian, sudah tiga hari berturut-turut rekor penambahan kasus harian Covid-19 terjadi di Indonesia.

Menurut data dari Satgas Covid-19, sebanyak 12.818 kasus baru pada Jumat didapatkan setelah memeriksa 72.957 spesimen yang diperoleh dari 49.466 orang.

Kasus baru positif Covid-19 tersebut tersebar di 34 provinsi. Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus tertinggi, yaitu sebanyak 3.095 kasus baru.

Kemudian, menyusul DKI Jakarta dengan 2.541 kasus baru, Jawa Tengah sebanyak 1.993 kasus baru, Jawa Timur dengan 1.198 kasus baru, dan Sulawesi Selatan sebanyak 649 kasus baru.

Angka kesembuhan dan kematian tinggi

Di tengah kasus baru positif Covid-19 terus naik, pemerintah melaporkan semakin banyak pasien yang sembuh dari Covid-19.

Pada periode 14-15 Januari 2021, terdapat penambahan 7.491 kasus pasien sembuh dari Covid-19, sehingga totalnya mencapai 718.696 kasus.

Akan tetapi, angka kematian pasien Covid-19 juga masih terus bertambah.

Sebanyak 238 kasus kematian terjadi dalam sehari, sehingga totalnya mencapai 25.484 kasus.

Adapun selama sepekan ini, angka kematian mencatatkan jumlah tertinggi sebanyak 306 kasus pada (13/1/2021).

Prediksi lonjakan kasus pada 16-18 Januari

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya sudah memprediksi akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 sekitar 16-18 Januari 2021.

Lonjakan kasus Covid-19 ini disebabkan karena libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.

"Pengalaman menunjukkan bahwa lonjakan infeksi itu akan terjadi 10-14 hari sesudah liburan selesai. Jadi kalau liburan selesai di sekitar tanggal 1 atau 2 Januari, ini akan terjadi sekitar tanggal 16-18," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).

Budi mengatakan, lonjakan kasus ini disebabkan karena tingginya mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain.

Oleh karenanya, untuk mencegah lonjakan tersebut, masyarakat yang bepergian selama libur Natal dan Tahun Baru 2021 harus mengurangi mobilitas.

"Alangkah baiknya bila setelah kita pulang nanti atau selama kita juga mempersiapkan untuk masuk kerja nanti, kita lebih banyak melakukan pekerjaan di rumah. Kita mengurangi mobilitas kita bergerak selama 5 sampai 10 hari," ujarnya.

Menkes minta jumlah tempat tidur di RS rujukan ditambah

Secara terpisah, Budi meminta seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 untuk menambah jumlah tempat tidur sekitar 30-40 persen untuk mengantisipasi lonjakan kasus tersebut.

"Saya tadi baru tanda tangan meminta agar RS vertikal di bawah Kemenkes karena ada lonjakan tinggi, harus meningkatkan kapasitasnya dari sekitar 20 persenan alokasi buat pasien covid menjadi 30 atau 40 persen," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR secara virtual, Selasa (12/1/2021).

Menurut dia, setelah libur panjang Natal dan Tahun Baru, kasus baru Covid-19 naik signifikan antara 30-40 persen, tetapi jumlah tempat tidur di rumah sakit masih konsisten.

Saat ini, kata dia, kebutuhan jumlah tempat tidur meningkat dari 15.000 tempat tidur menjadi 36.000 tempat tidur.

Untuk itu, Budi meminta pihak rumah sakit segera melakukan konversi jumlah tempat tidur dari yang ada agar dapat menampung pasien Covid-19.

"Ini contoh di RS vertikal di bawah Kemenkes, kami punya 14.000 tempat tidur, tapi yang dipakai untuk Covid hanya 2.700, enggak sampai 12 persen. Jadi kami bisa mengimbau meminta agar RS lebih banyak jatah tempat tidur untuk Covid-19," papar Budi.