Salin Artikel

Reshuffle 6 Menteri, Demokrat Nilai Pemerintah Ingin Kembalikan Kepercayaan Publik

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menilai pemerintah berusaha mengembalikan kepercayaan publik dengan adanya perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Maju.

Menurutnya, soal kepercayaan publik ini menjadi krusial karena masyarakat kini merasakan beban hidup akibat dampak pandemi Covid-19.

"Jadi prioritas pertama adalah bagaimana manajemen pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan akibat pandemi. Prioritas kedua pemulihan ekonomi," kata Imelda saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/12/2020).

"Namun, yang paling penting adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah ini benar-benar serius bekerja untuk mereka," lanjutnya.

Imelda menyebut beban masyarakat kini bertambah akibat pandemi.

Selain beban ekonomi sehari-hari, krisis kesehatan juga dihadapi masyarakat.

Terlebih, sebelumnya ada dua menteri yang tersandung kasus korupsi dan kini menjadi tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Soal mengembalikan kepercayaan masyarakat inilah yang menjadi tantangan kabinet pada 2021-2024," lanjut Imelda.

Proporsional

Lebih lanjut, Imelda menilai komposisi menteri dan wakil menteri baru hasil reshuffle cukup proporsional.

Sebab, selain memberikan tempat bagi kalangan profesional sebagai wakil menteri, para menteri baru juga memiliki penguasaan di masing-masing bidang.

Imelda mencontohkan, Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan telah berpengalaman di jabatan yang sama pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selain itu, Lutfi juga pernah bertugas sebagai duta besar Indonesia untuk Jepang dan Amerika Serikat.

"Berarti pemerintah ingin ekspor kita itu lebih tinggi daripada kondisi tahun ini yang jeblok. Ingin neraca perdagangan kita lebih baik," tutur Imelda.

Penunjukan dua menteri lain, yakni Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono juga dinilai sudah melalui pertimbangan.

Risma yang merupakan kader partai mendapat tantangan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat di Kementerian Sosial.

"Begitu pula dengan Trenggono. Apakah dapat? Tentu ini merupakan tantangan," tambah Imelda.

Pada Rabu pagi, Presiden Joko Widodo melantik enam menteri baru hasil reshuffle Kabinet Indonesia Maju Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta.

Keenamnya yakni Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Yaqut Cholil Khuomas sebagai Menteri Agama, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.

Selain itu, Presiden juga melantik lima wakil menteri yakni Muhammad Herindra sebagai Wakil Menteri Pertahanan, Edward Komar Syarif Hiariez sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM, Dante Saksono Harbuwono sebagai Wakil Menteri Kesehatan, Harfiq Hasnul Qolbi sebagai Wakil Menteri Pertanian dan Pahala Nugraha Mansyuri sebagai Wakil Menteri BUMN.

Adapun pelantikan enam menteri dikukuhkan dalam Keputusan Presiden Nomor 133/P Tahun 2020 tentang Pengisian dan Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.

Sementara, pelantikan kelima wakil menteri dituangkan melalui Keputusan Republik Indonesia Nomor 76/M Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.

https://nasional.kompas.com/read/2020/12/23/19261821/reshuffle-6-menteri-demokrat-nilai-pemerintah-ingin-kembalikan-kepercayaan

Terkini Lainnya

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke