Hal tersebut, kata dia, agar vaksin tersebut mendapat rekomendasi emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan vaksin yang bersifat sementara.
"Pengujian yang dilakukan BPOM merupakan hal penting untuk rekomendasi emergency use authorization setelah hasil uji selesai," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring, Selasa (8/12/2020).
"BPOM berusaha memastikan agar uji yang dilakukan terhadap vaksin ini dapat sesuai dengan standar dan waktu yang direncanakan," kata Wiku.
Sebelumnya, sebanyak 1,2 juta vaksin produksi perusahaan farmasi asal China, Sinovac, sudah tiba di Tanah Air pada Minggu (6/12/2020).
Vaksin tersebut saat ini sudah disimpan di PT Bio Farma, Bandung, sekaligus untuk dilakukan pengujian.
Adapun EUA merupakan izin vaksin yang bersifat sementara.
Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, EUA dibutuhkan untuk penggunaan vaksin dalam kondisi mendesak.
"EUA bukan untuk permanen. Namanya juga emergency. Jadi ini untuk emergency use (penggunaan yang mendesak) saja," ucap Amin ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (27/10/2020).
Amin pun menegaskan bahwa EUA berbeda dengan izin edar.
Izin edar dikeluarkan apabila obat atau vaksin telah tuntas menjalani uji klinis tahap satu, dua, dan tiga.
"Jadi kalau untuk jangka panjang itu perlu izin edar. Itu kalau sudah selesai semua (uji klinis). Kalau sudah keluar izin edar, tidak ada masalah lagi," tutur Amin.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/09/10410791/satgas-covid-19-uji-vaksin-oleh-bpom-penting-agar-dapat-rekomendasi-eua