Salin Artikel

Saat Pilpres AS Dianggap Begitu Mirip Pilpres 2019 di Indonesia...

Hal ini terjadi setelah Biden dan Trump memiliki selisih tipis dalam perolehan suara elektoral dalam proyeksi hasil Pilpres AS.

Tidak hanya itu, Donald Trump bahkan mengancam akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung (Supreme Court) jika kalah dari Joe Biden karena dia merasa dicurangi.

Kondisi ini mendapat sorotan luas di media sosial oleh masyarakat, akademisi, pegiat politik, hingga jurnalis karena kesamaannya dengan kondisi di Indonesia.

Salah satunya jurnalis senior ABC Australia David Lipson. Melalui akun Twitter-nya yang terverifikasi, David yang merupakan kepala biro AS untuk ABC Australia menyebutkan, saling klaim kemenangan itu mirip dengan kondisi pilpres di Indonesia.

"Feeling like Indonesian politics rn," tulis David.

Twit David Lipson itu lantas ditanggapi oleh Ross Tapsell. Ross merupakan pengajar senior di School of Culture, History, and Language, Australian National University (ANU).

Ross Tapsell juga dikenal memiliki konsentrasi studi terhadap kondisi sosial politik di Indonesia.

Dalam kicauannya, Tapsell menyindir bahwa kondisinya tak akan terlalu sama persis dengan Indonesia apabila nantinya calon yang kalah tidak masuk ke kabinet calon yang menang.

"Absolutely. But it's not truly Indonesian politics unless Trump ends up Biden's Secretary of Defense," tulis Ross.

Apa yang dituliskan Ross ini merujuk kepada Prabowo Subianto sebagai capres yang kalah dalam pemilu akhirnya masuk di kabinet Joko Widodo yang memenangi Pemilu 2019.

Twit keduanya sama-sama mendapat respons luas dari warganet di Indonesia. Ada yang sepakat, tetapi banyak pula yang menanggapinya dengan pernyataan bernada humor.

Sejumlah kesamaan

Melihat kondisi ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, kondisi Pilpres AS dengan Pilpres Indonesia 2019 memang memiliki kesamaan.

Pertama, kedua calon sama-sama bersaing secara habis-habisan.

"Persaingannya habis-habisan. Hingga titik darah penghabisan, sehingga (saat itu) Prabowo mengeklaim kemenangan. Walaupun kalah. Ini sepertinya mirip di AS saat ini," ujar Ujang ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (5/11/2020).

Selain itu, polarisasi yang terjadi di AS pun, menurut Ujang, sama dengan Indonesia pada tahun lalu.

Dia menilai, kemungkinan karena kedua negara sama-sama menganut sistem demokrasi.

"Dan demokrasi di Indonesia kan banyak merujuk ke AS. Demokrasi memang menghasilkan persaingan kontestasi terbuka dan ketat. Dan persaingan dalam kontestasi politik tersebut bisa mengarah ke polarisasi dan konflik," kata Ujang.

Namun, kata dia, demokrasi juga punya jalan keluar dengan cara konsensus.

"Sekeras apa pun persaingan dan pertarungan dalam pilpres, ujung dari itu semua adalah bagaimana bisa mengakui kemenangan lawan dengan lapang data," ujar dia.

Diberitakan, kedua calon presiden Amerika Serikat masing-masing mengeklaim kemenangannya dalam Pilpres AS 2020.

Bahkan, baik kubu capres petahana dari Partai Republik Donald Trump maupun penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden sudah menyiapkan tim pengacara, sebagaimana dilansir BBC.

Tim Kampanye Trump menantang penghitungan suara di negara bagian kunci, yakni Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan.

Dilansir dari BBC, Biden menang di Michigan. Sementara sejumlah media AS juga memperkirakan Biden telah memenangi Wisconsin.

Di sisi lain, belum ada hasil yang muncul di Pennsylvania.

Jika Biden memenangi ketiga negara bagian penting tersebut, yaitu Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan, keadaan itu akan melenggangkannya ke Gedung Putih.

https://nasional.kompas.com/read/2020/11/05/11443891/saat-pilpres-as-dianggap-begitu-mirip-pilpres-2019-di-indonesia

Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke