Ada kepala daerah yang memiliki kemampuan serta dukungan anggaran daerah cukup, tetapi kurang serius menangani pandemi.
Menurut Tito, kepala daerah tipe tersebut tidak akan memberikan hasil maksimal dalam mencegah penyebaran virus.
"Kemampuan punya, pengetahuan cukup, anggaran, fiskal ada, didukung lagi oleh pusat, tapi mungkin keseriusannya kurang, ada, saya enggak mau sebutkan, keseriusannya cari aman," kata Tito dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (10/8/2020).
"Dan itu enggak akan maksimal di daerah itu akan terjadi penyebaran," tuturnya.
Di sisi lain, kata Tito, ada kepala daerah yang serius menangani Covid-19, tapi masih kekurangan strategi ataupun anggaran.
Daerah yang demikian juga tak akan maksimal dalam upaya pengendalian wabah.
Namun, lanjut Tito, yang terburuk adalah kepala daerah yang tak punya pengetahuan dan konsep penanganan pandemi, tidak serius, serta dukungan anggarannya tidak mencukupi.
Menurut Tito, daerah yang dipimpin oleh kepala daerah tipe ini bakal berantakan dalam hal penanganan pandemi.
"Yang paling buruk ada kepala daerah, sudah enggak ada fiskal baik, pengetahuan dan konsep penanganan Covid dan dampak sosial ekonomi daerah enggak miliki konsep, setelah itu tidak sungguh-sungguh. Ini pasti akan berantakan daerah itu," ujarnya.
Dengan adanya fakta tersebut, Tito mendorong seluruh kepala daerah bekerja keras dalam menangani wabah.
Apalagi, dalam waktu dekat 270 daerah bakal menggelar Pilkada 2020.
Tito mengatakan, Pilkada harus bisa jadi momentum bagi kepala daerah menunjukkan kemampuan mereka menanggulangi pandemi corona.
"(Pilkada 2020) jadi momentum yang luar biasa penting untuk memutar, mendorong mesin pemerintah bergerak dalam menangani Covid-19," kata Tito.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/10/12050251/mendagri-ada-kepala-daerah-tak-serius-tangani-pandemi-meski-punya-dana-cukup