"Penyebaran kasus di luar klaster disebabkan kurang disiplinnya masyarakat memakai masker. Kita tahu bahwa penularan penyakit ini dari droplet orang yang sakit," ujar Yuri ketika menyampaikan update perkembangan kasus Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (9/7/2020).
Dia juga mengungkapkan adanya micro droplet atau droplet yang berukuran kecil.
Micro droplet ini disebut sejumlah peneliti bisa memicu penularan Covid-19 lewat udara.
"Kita tahu bahwa droplet ini ada yang ukurannya kecil yang disebut micro droplet. Yang memiliki waktu cukup lama untuk bisa hilang dari lingkungan," kata Yurianto.
Micro droplet ini, kata Yuri, akan bertahan lebih lama dalam kondisi tempat atau wilayah yang tertutup dengan kondisi ventilasi yang tidak terlalu baik.
Oleh karena itu, dia menjelaskan sejumlah langkah agar masyarakat terhindar dari penularan Covid-19 lewat micro droplet yang melayang di udara.
Pertama, masyarakat wajib menggunakan masker.
"Masyarakat wajib memakai masker. Apa pun alasannya, gunakan masker karena ini melindungi kita," tutur Achmad Yurianto.
Kedua, memastikan untuk menjaga jarak aman saat melakukan kontak sosial. Jaga jarak minimal dilakukan sejauh 1,5 meter - 2 meter.
Ketiga, rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir.
"Keempat, untuk kita yang bekerja pada ruang yang tetap, di ruang kerja di kantor, pastikan bahwa sirkulasi udara dan ventilasi ruang kerja kita setiap hari terganti udaranya," ucap Yuri.
"Sebisa mungkin kalau akses udara segar dari luar bisa dilakukan, maka lakukan itu," kata dia.
Yuri menyarankan agar masyarakat setiap pagi membuka jendela mobil sebelum berangkat bekerja.
"Buka semua jendela mobil dan beri kesempatan udara yang dalam ruangan (mobil) terganti dengan yang baru. Yang berasal dari luar dan setelah itu baru kita tutup," ucapnya.
"Agar kita tidak berada di satu lingkungan yang tidak pernah tergantikan udaranya, terjebak dalam ruang terbatas dengan AC yang tersirkulasi di dalamnya," kata Yuri.
Adapun secara nasional, penambahan kasus Covid-19 yang dilaporkan pada Kamis mencapai 2.657 kasus.
Penambahan kasus tertinggi tercatat dari Jawa Barat, yakni sebanyak 962 kasus baru Covid-19. Jumlah ini didominasi kasus dari Secapa AD, Bandung.
Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 70.736 kasus.
Diberitakan sebelumnya, WHO mengakui "bukti yang muncul" tentang penyebaran virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 lewat udara, dalam briefing media di Jenewa, Selasa (7/7/2020).
Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis pandemik Covid-19 di WHO, mengatakan, mereka telah membicarakan mengenai kemungkinan transmisi lewat udara dan transmisi aerosol (partikel virus melayang di udara) sebagai salah satu bentuk transmisi dari Covid-19.
Benedetta Allegranzi, pemimpin teknis untuk pencegahan dan pengendalian infeksi WHO juga mengatakan bahwa ada bukti yang muncul tentang transmisi virus corona lewat udara, tetapi tidak definitif.
"Kemungkinan akan adanya transmisi lewat udara di lingkungan publik - khususnya di kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup dan berventilasi buruk telah dideskripsikan, (dan) tidak bisa dikesampingkan," ujarnya, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (7/7/2020).
"Namun, bukti tetap harus dikumpulkan dan diinterpretasikan, dan kami akan terus mendukung ini," kata Allegranzi.
Pengakuan WHO ini menyusul dorongan dari 239 ahli di 32 negara agar WHO merevisi rekomendasinya.
Sebelumnya, WHO menyebut bahwa virus yang menyebabkan Covid-19 umumnya menyebar lewat droplet atau percikan yang keluar dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi.
Droplet ini, kata WHO, turun ke tanah dengan cepat.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/10/11143401/antisipasi-penularan-covid-19-lewat-udara-pemerintah-wajib-pakai-masker