Salin Artikel

Desak Pansus Jiwasraya, Demokrat Ingatkan DPR Bukan Kantor Cabang Eksekutif

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Benny K Harman, mendesak pimpinan DPR segera menyikapi usul pembentukan panitia khusus (Pansus) Hak Angket Jiwasraya.

Pasalnya usul tersebut tidak dibacakan dalam Rapat Paripurna penutupan masa sidang hari ini. Benny mengingatkan para pimpinan, bahwa DPR bukan cabang pemerintahan eksekutif.

"Ketua dewan yang sangat kami banggakan, pimpinan, ini bapak dan ibu di depan ini adalah pimpinan dewan. Bukan kantor cabang kekuasaan eksekutif yang bapak dan ibu pimpin," kata Benny dalam rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Ia mengaku heran mengapa usul Pansus Angket Jiwasraya yang diajukan Demokrat dan PKS belum diproses dan dibacakan dalam rapat paripurna.

Padahal, usul Pansus Angket Jiwasraya telah diserahkan pada 4 Februari 2020.

"Yang kami soalkan pada saat ini adalah, mengapa pimpinan yang sangat kami hormati dan banggakan tidak membacakan usulan para pengusung sebagaimana yang diminta oleh UU MD3 dan peraturan hak dewan," tutur Benny.

Benny yakin para pimpinan memahami betul isi UU MD3 yang memuat aturan mengenai hak dan kewajiban anggota dewan.

Dia meminta pimpinan DPR patuh pada UU dan peraturan yang ada. Ia menegaskan pimpinan tidak punya hak untuk menghalang-halangi usul Pansus Angket Jiwasraya yang telah diajukan Demokrat dan PKS.

"Kami mohon supaya dalam agenda rapat yang akan datang dibacakan usulan pengusul-pengusul mengenai pentingnya Hak Angket Jiwasraya guna menegakkan aturan. Soal ke mana uang Jiwasraya, itu nanti di pansus kita bahas. Dipakai untuk apa, nanti kita diskusikan," kata Benny.

"Tapi belum apa-apa pimpinan, kok sudah ditutup hak kami ini. Ada apakah?" imbuh dia.

Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin selaku pimpinan paripurna kemudian merespons interupsi Benny.

Ia mengucapkan terima kasih atas pesan yang disampaikan Benny.

"Terima kasih Pak Benny sudah mengingatkan," kata Azis.

Selain Azis, pimpinan yang hadir adalah Ketua DPR Puan Maharani serta Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel, Sufmi Dasco Ahmad, dan Muhaimin Iskandar.

https://nasional.kompas.com/read/2020/02/27/18362751/desak-pansus-jiwasraya-demokrat-ingatkan-dpr-bukan-kantor-cabang-eksekutif

Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke