Menurut Siti, tim dari Kementerian LHK saat ini sedang mendalami kondisi pencemaran tersebut.
"Saya sudah minta Pak Dirjen (Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan) turun (meneliti di lapangan) sehingga kita nanti lihat masalahnya apa," ujar Siti di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2019).
Dia melanjutkan, saat ini belum ada laporan dari lapangan terkait perkembangan situasi terkini maupun tingkat pencemaran.
Karena itu, Kementerian LHK belum bisa memberikan informasi mengenai status maupun tingkat pencemaran yang terjadi.
"Saya belum tahu informasinya nanti saya cek dulu. Sebab saya baru minta Pak Dirjen untuk meneliti benar kondisi di lapangan," kata Siti.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan investigasi guna mencari akar permasalahan yang terjadi pada kasus tercemarnya Sungai Bengawan Solo.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Ammy Rita mengatakan, dari hasil investigasi, Bengawan Solo tercemar oleh limbah dari industri kecil alkohol, batik, dan peternakan babi.
"Dari sampel air sungai yang diambil, memang ditemukan pencemaran yang cukup signifikan," kata Ammy, di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (20/11/2019).
Selain itu, juga ditemukan adanya dugaan industri besar yang ikut mencemari aliran Bengawan Solo.
Kendati demikian, pihaknya sedang melakukan klarifikasi lebih lanjut ke perusahaan-perusahaan tersebut atas hasil temuan itu.
"Untuk sementara tim masih di lapangan guna pengumpulan data lebih detail. Sampai hari ini tim masih bekerja," ujar Ammy.
Diketahui di sepanjang aliran Bengawan Solo terdapat 142 industri kecil yang memproduksi alkohol, 37 industri tahu, puluhan industri batik, serta industri peternakan.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/29/17290221/menteri-lhk-minta-tim-usut-pencemaran-sungai-bengawan-solo