Salin Artikel

Sekjen Golkar: Kalau Pemilihan Ketum "Voting" Pasti Pecah

Lodewijk berpendapat, pemilihan ketua umum secara pemungutan suara atau voting malah dapat menimbulkan konflik antar-pendukung kandidat caketum.

"Justru aklamasi itu menghilangkan itu (konflik) begitu loh. Aklamasi kan kompak sepakat musyawarah memilih seseorang. Kalau di-voting ya pasti pecah," kata Lodewijk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Lodewijk mengatakan, untuk mencapai sebuah kesepakatan aklamasi, tentu itu tergantung pada komunikasi kader-kader partai.

Selaku pendukung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk maju sebagai caketum, Lodewijk berharap dapat mencapai kesepakatan pemilihan ketum secara aklamasi.

"Hanya kita mengharapkan aklamasi, aklamasi itu kan musyawarah, muyawarah mufakat itu selesai. Itu yang diamanatkan di sila keempat Pancasila," ujar dia.

Lebih lanjut, Lodewijk mengatakan, apabila kesepakatan aklamasi tak tercapai, pihaknya akan terus melakukan lobi-lobi kepada kader-kader partai.

"Sebelum itu kan ada lobi-lobi, dan Golkar begitu, hadirnya pleno kemarin ramai-ramai, ya kita kumpul ketua korwil, sepakat-sepakat, selesai sehingga yang di bawah langsung clear. Seperti itu kira-kira," ucap dia. 

Partai Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) mulai tanggal 4 hingga 6 Desember 2019 di Jakarta.

Salah satu agenda munas tersebut yakni pemilihan Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024.

Kandidat-kandidat calon ketua umum yang diprediksi akan maju yakni Airlangga Hartarto dan Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo.

https://nasional.kompas.com/read/2019/11/12/20274101/sekjen-golkar-kalau-pemilihan-ketum-voting-pasti-pecah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke