Salin Artikel

Lobi 10 Jam dan Andil Prabowo-Megawati dalam Pemilihan Ketua MPR...

Dalam Rapat Gabungan antara perwakilan sembilan fraksi dan kelompok Dewan Perwakilan Daerah, hanya Fraksi Partai Gerindra yang masih ngotot mencalonkan sekjen partainya, Ahmad Muzani.

Sementara, Bambang Soesatyo sudah mengantongi dukungan dari delapan fraksi dan kelompok DPD.

Sejak Rapat Gabungan yang digelar pukul 10.00 hingga pukul 20.00 WIB Rapat Paripurna Penetapan Pimpinan MPR, sikap Fraksi Partai Gerindra belum berubah.

Lobi dan konsultasi antara elite partai politik dilakukan.

Muzani sempat bertolak ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, seusai menghadiri rapat gabungan.

Ia meminta pendapat Prabowo terkait hasil rapat gabungan sekaligus menyampaikan pendapatnya terkait rapat tersebut.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga ikut menemani Muzani bertemu Prabowo.

Saat Rapat Paripurna MPR dimulai, Partai Gerindra masih belum juga mengubah sikap. Penetapan Ketua MPR terancam dilakukan melalui mekanisme voting.

Sejumlah pimpinan fraksi melontarkan interupsi, meminta agar rapat paripurna diskors untuk memberikan kesempatan Fraksi Partai Gerindra menyelesaikan konsultasi.

Dengan begitu penetapan Ketua MPR tetap melalui musyawarah. Permintaan itu dikabulkan oleh pimpinan rapat Abdul Wahab Dalimunthe.

Partai berlambang garuda itu tak lagi ngotot mendorong kadernya Ahmad Muzani untuk menjabat Ketua MPR RI. Partai Gerindra akhirnya mendukung Bambang Soesatyo untuk menduduki kursi tersebut.

Ketua Fraksi Partai Gerindra di MPR, Ahmad Riza Patria mengatakan, keputusan itu didasarkan atas konsultasi dengan Ketua Umum partainya Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Kami mengedepankan musyawarah-mufakat dan hasil konsultasi Bapak Prabowo Subianto dengan Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, maka Bapak Prabowo dan Ibu Megawati bersepakat, untuk kepentingan yang lebih besar, kami bersepakat untuk terus menjaga lembaga MPR ini dalam forum-forum musyawarah, dalam memutuskan berbagai kebijakan penting dalam membangun bangsa dan negara," ujar Riza, Kamis (3/10/2019) malam.

Pimpinan sementara MPR Abdul Wahab Dalimunthe kemudian meminta penegasan kepada Riza mengenai maksud pernyataan resmi fraksinya.

"Tadi sudah diumumkan bahwa delapan partai sudah menyatakan memilih Bapak Bambang Soesatyo juga ditambah DPD. Dalam kesempatan ini, hendaknya jelas, apakah Fraksi (Gerindra) setuju Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR?" tanya Wahab.

"Kami Fraksi Partai Gerindra sepakat dan setuju mengusung Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR RI periode 2019-2024. Terima kasih," jawab Riza.

Pernyataan Riza langsung disambut tepuk tangan meriah oleh seluruh wakil rakyat yang hadir dalam rapat.

Dengan diperolehnya kesepakatan itu, maka Bambang Soesatyo terpilih sebagai Ketua MPR secara aklamasi.

Saat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Ketua MPR periode 2019-2024, Bambang Soesatyo sempat mengucapkan terima kasih kepada Megawati dan Prabowo.

Menurut Bambang, kedua tokoh tersebut memiliki andil dalam mendorong mekanisme pemilihan Pimpinan MPR dilakukan melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat.

"Tak lupa kami ucapkan terima kasih pada Ibu Megawati Soekarnoputri yang telah memberikan dorongan agar (pemilihan) para pimpinan MPR RI bisa berjalan dengan musyawarah mufakat," ujar Bambang.

"Kami juga menyampaikan terima kasih pada bapak Prabowo Subianto," tutur dia.

Selain itu, dalam pidatonya, Bambang juga mengucapkan terima masih kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

Seusai Rapat Paripurna MPR, Ahmad Muzani menceritakan proses keputusan Partai Gerindra yang akhirnya memutuskan mendukung Bambang Soesatyo menjadi ketua MPR.

Muzani mengatakan, awalnya Prabowo menghubungi Megawati, meminta agar posisi Ketua MPR diberikan kepada Partai Gerindra.

"Jadi Pak Prabowo tadi berkomunikasi dengan Ibu Megawati detik-detik terakhir sebelum dilakukannya keputusan tentang ini. Komunikasi dimaksud tentang perihal ketua MPR dimana Prabowo meminta kepada ibu Mega agar diberikan kepada Gerindra," kata Muzani.

Oleh karenanya, kata dia, Megawati meminta pengertian Prabowo dan menerima dengan baik hasil pemilihan pimpinan MPR.

"Karena itu, Ibu Mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik dan menjaga MPR dengan musyawarah untuk mufakat. Meskipun ibu Mega sepenuhnya menyerahkan keputusan ini kepada Prabowo kemudian sebagai partai yang mandiri," ujarnya.

Muzani mengatakan, dirinya juga menyampaikan kepada Prabowo tentang peta fraksi-fraksi penetapan calon ketua MPR dan melaporkan hasil pembicaraanya dengan PAN, PKS dan Demokrat dalam lobi-lobi fraksi.

Berdasarkan hal itu, kata Muzani, Prabowo memutuskan agar dirinya tak meneruskan pencalonan sebagai Ketua MPR.

"Akhirnya beliau ambil keputusan demi kepentingan lebih besar, ya sudah kamu tidak usah meneruskan pencalonan sebagai ketua MPR," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/10/04/13370101/lobi-10-jam-dan-andil-prabowo-megawati-dalam-pemilihan-ketua-mpr

Terkini Lainnya

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke