Peneliti Formappi Lucius Karus, menyatakan, hal itu disebabkan wakil rakyat yang melenggang ke Senayan masih didominasi petahana.
"Petahana yang tak menunjukkan kinerja yang baik memperlihatkan kinerja periode berikutnya tak akan jauh berbeda produktifitasnya," kata Lucius dalam diskusi bertajuk "Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019" di kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis (5/9/2019).
Rincian anggota DPR baru yaitu, petahana sebanyak 321 orang dan wajah baru sebanyak 254 orang.
Jumlah ini termasuk 21 orang anggota DPR terpilih 2014 yang di-PAW namun maju kembali di Pemilu 2019.
Ia menambahkan, rendahnya produktifitas anggota DPR bisa dari segi administratif, seperti kehadiran mereka dalam rapat yang jarang dihadiri para legislator.
Menurutnya, hampir selalu ruangan rapat tampak kosong saat sidang di parlemen.
Selain itu, berdasarkan catatan Formappi, anggota DPR periode 2014-2019 hanya mampu 78 atau 40 persen rancangan undang-undang (RUU) dari target Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sebanyak 189 RUU.
Di luar RUU target Prolegnas, Lucius berpendapat, ada beberapa hal yang juga mendorong kondisi ini terjadi. Pertama, tak ada evaluasi dari masyarakat.
"Buktinya, figur-figur lama tetap saja terpilih kembali, meski kinerjanya jauh dari kata baik," ungkapnya kemudian.
Selain itu, seperti diungkapkan Lucius, ada juga kesalahan dari partai politik, terutama dalam meregenerasi kader baru di DPR.
Baginya, parpol seakan-akan abai mengakomodasi kader-kader yang punya kinerja lebih baik.
“Dalam periode 2014-2019 juga banyak kader yang terbukti kinerjanya buruk, namun dicalonkan kembali dan terpilih kembali. Dengan demikian parpol masih punya tugas berat untuk mengontrol kader-kader dalam melaksanakan tupoksi di DPR,” pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/05/16312161/formappi-prediksi-kinerja-anggota-dpr-baru-tak-jauh-berbeda-dari-periode