Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: "UNIVAC", Komputer Digital Pertama Dunia Diproduksi Komersil

KOMPAS.com - Komputer merupakan salah satu perangkat penyimpan informasi dan olah data yang terus berkembang dengan segala inovasinya.

Sejak komputer pertama kali dikembangkan oleh Charles Babbage, penemu lain juga berusaha mengembangkannya. Akhirnya, tercipta komputer digital pertama yang dikenal dengan nama "UNIVAC".

Dilansir dari History, UNIVAC merupakan kompter digital yang dikembangkan oleh J. Presper Eckert dan John Mauchly.

Hari ini 68 tahun yang lalu, tepatnya 14 Juni 1951, Univac diproduksi dan dijual secara komersil.

Penjualan ini mendaulatnya sebagai komputer digital pertama dunia yang diproduksi secara komersil. Sebelumnya, belum ada penjualan komputer secara bebas dan komersil.

Salah satu klien dari komputer ini adalag Biro Sensus Amerika Serikat (U.S. Census Bureau) yang awalnya membutuhkan komputer baru untuk menangani populasi AS.

Hasilnya, komputer ini membantu pihak AS untuk perhitungan jumlah penduduk.

Beberapa perusahaan juga mengaplikasikan teknologi komputer ini untuk perhitungan dan menyimpan data.

J. Presper Eckert dan John Mauchly merupakan orang yang mengembangkan komputer ENIAC (Electronic Numerical Integrator and Calculator) atau komputer generasi pertama.

Alat ini digunakan untuk perhitungan Laboratorium Los Alamos pada Desember 1945.

Kala itu, ENIAC memakan biaya hingga 500.000 dollar AS dan membutuhkan sekitar 17.000 tabung vakum serta 6.000 sakelar untuk menghidupkannya.

Ketika mulai dioperasikan, ENIAC membutuhkan daya listrik yang sangat besar yaitu 140 kilowatt. Dengan berat mesin lebih dari 30 ton.

Keberhasilan kedua penemu tersebut akhirnya menjadikannya memulai bisnis komputer mereka sendiri.

Mereka berhasil menemukan klien pertama Biro Sensus Amerika Serikat untuk menghitung populasi.

Pada April 1946, kedua penemu tersebut mendapatkan setoran pertama sekitar 300.000 dollar AS untuk penelitian komputer baru bernama UNIVAC (Universal Automatic Computer).

Penelitian tak berjalan dengan baik karena memerlukan biaya yang besar.

Presper Eckert dan John Mauchly bersedia menanggung kelebihan biaya dengan harapan segera merampungkan kontrak walaupun berujung pada kebangkrutan.

Pada 1950-an, Remington Rand Inc. (produsen pisau cukur listrik) menyelamatkan masalah keuangan dari Eckert dan Mauchly. Mereka akhirnya berusaha mengembalikan perusahaan seperti sedia kala.

Progam UNIVAC juga segera diselesaikan. UNIVAC dirancang sebagai komputer pengolah data komersial, yang ditujukan untuk menggantikan mesin yang dinilai kurang modern.

Alat ini mampu membaca 7.200 angka desimal per detik menjadikannya mesin bisnis tercepat yang pernah dibuat. Komputer ini juga menggunakan 5.200 tabung vakum dengan berat hingga 13 ton.

Setelah Biro Sensus AS, UNIVAC juga dilirik oleh perusahaan lain. Perusahaan asuransi Prudential juga menggunakan jasa dari komputer ini.

Pada 1952, UNIVAC berhasil memprediksi hasil pemilihan presiden di AS. Empat tahun berikutnya, 1956, Westinghouse Electric Company memasang komputer UNIVAC di Pabrik East Pittsburgh-nya.

UNIVAC juga digunakan untuk menghitung daftar gaji perusahaan, catatan penjualan, analisis kinerja penjualan, dan bisnis perusahaan lainnya.

UNIVAC dapat melakukan 90.000 transaksi per bulan.

Selain itu, program televisi CBS juga memasukkan hasil pemilihan Presiden yang masuk ke dalam UNIVAC yang menggunakan salah satu database komputer pertama.

Dari tahun 1951 hingga 1958, total 46 komputer UNIVAC dikirimkan ke beberapa pelanggannya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/06/14/13062881/hari-ini-dalam-sejarah-univac-komputer-digital-pertama-dunia-diproduksi

Terkini Lainnya

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Nasional
Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Nasional
Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Nasional
Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke