Ray menilai, AHY menjadi lebih aktif. Hal itu terlihat dari beberapa pertemuan di mana AHY mengunjungi Presiden RI Joko Widodo.
"Khususnya AHY, nampaknya ada perubahan strategi politik yang drastis. Dari menunggu ke mendatangi. Dari biasanya pasif ke aktif," ungkap Ray melalui keterangan tertulis, Kamis (6/6/2019).
"Belajar dari berbagai pengalaman terlambat secara politik dalam beberapa kasus terakhir, mengakibatkan strategi politik harus diubah. Bila selama ini lebih banyak menunggu, saatnya langsung menjemput," sambung dia.
Ray berpandangan bahwa strategi tersebut sesuai dengan usia AHY dan dinilai lebih ampuh.
Oleh karena itu, Ray berpendapat bahwa pertemuan antara AHY dengan Jokowi merupakan langkah untuk mengonsolidasikan posisi Partai Demokrat pasca-pencoblosan.
"Dalam pertimbangan itulah, maka saya melihat seluruh langkah AHY ataupun SBY pasca-pencoblosan adalah langkah taktis untuk konsolidasi posisi AHY dan umumnya posisi PD," kata Ray.
Pertemuan terakhir saat AHY bersilaturahim dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
AHY datang bersama istrinya, Anissa Pohan, Edhie Baskoro Yudhoyono dan istrinya Siti Aliyah Rubi Rajasa.
Saat itu, AHY menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas kesediaannya menjadi inspektur upacara dalam pemakaman sang ibunda, Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono, Senin (2/6/2019) lalu.
Selain itu, AHY juga menyampaikan apresiasi keluarganya atas pidato Presiden Jokowi saat upacara pemakaman sang ibunda di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.
Salah satu pernyataan pada pidato Jokowi yang sangat menyentuh baginya, yaitu saat Presiden Jokowi menggunakan istilah flamboyan bagi sosok ibunda.
"Pidato beliau sangat mengharukan, sangat menyentuh hati kami. Bahkan beliau sampai menggunakan istilah Flamboyan itu telah pergi, tetapi akan selalu di hati, kami meneteskan air mata," ujar AHY.
https://nasional.kompas.com/read/2019/06/06/17271541/pengamat-nilai-ada-perubahan-strategi-ahy-dari-menunggu-ke-mendatangi