"Para kandidat tak perlu reaktif dengan hasil quick count. Kalau langsung deklarasi kan jadi lucu-lucuan," kata Masinton dalam diskusi Polemik bertajuk "Pemilu Serentak yang Menghentak" di D'Consulate Resto & Lounge, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2019).
Masinton juga mengkiritik sikap Prabowo yang enggan mengakui dan menghormati hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei.
"Masa kalau enggak sesuai (hasilnya) dengan partai dan capres, ditolak," ucapnya.
Menurut Masinton, hasil penghitungan cepat lembaga belum pernah meleset jauh dari Pemilu 2004.
Jadi, kata dia, sikap Prabowo yang enggan mengakui data quick count sama dengan tidak menghargai suara rakyat.
"Jika melawan, itu melawan kehendak rakyat. Quick count sudah ada dari 2004 hingga kini. Hasilnya tak jauh beda dengan real count. Kalau survei, mungkin bisa meleset, tapi quick count hampir sama dengan KPU," tutur Masinton.
Prabowo diminta menghargai hasil suara masyarakat yang sudah dirangkum dalam penghitungan cepat.
"Pemilu adalah sarana melahirkan pemimpin legitimasi sesuai dengan keinginan rakyat. Rakyat sudah memberikan pilihannya kepada calon pemimpin dan wakilnya. Secara umum pelaksanaan relatif bagus tak terkecuali di luar negeri. Ini yang harus kita hormati betul soal pilihan rakyat," kata Masinton.
Sebelumnya, Prabowo didampingi cawapres Sandiaga Uno kembali melakukan deklarasi kemenangan di rumahnya di Jalan Kartanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Prabowo masih yakin menang berdasarkan hasil exit poll, quick count, hingga real count yang dilakukan pihak internalnya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/20/15005901/tkn-prabowo-tak-perlu-reaktif-sikapi-hasil-quick-count