Terakhir, Prabowo terlihat melakukan tindakan emosional ketika berorasi saat kampanye akbar di Lapangan Kridosono, Yogyakarta, Senin (8/9/2019).
Ia menggebrak-gebrak podium saat berpidato mengenai netralitas TNI dan Polri. Ia berpesan agar TNI dan Polri yang saat ini masih aktif tidak mengabdi kepada segelintir orang, apalagi kepada antek asing.
Akibat gebrakan yang Prabowo lakukan, pengeras suara terlepas dan jatuh.
Saat kejadian, Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais dan Juru Kampanye Nasional Syafri Fadholi yang duduk di belakang Prabowo terlihat berdiri mencoba menenangkan Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Dinilai serius oleh pesaing
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menganggap sikap emosional yang ditunjukkan Prabowo adalah sebuah persoalan serius.
"Kata-kata kasar yang keluar dari Pak Prabowo semakin runtuhkan kredibilitas dan martabat pemimpin. Sikap egonya dan tampilan elite sekitarnya yang biasa dengan hoaks dan fitnah justru semakin memperburuk keseluruhan tampilan politik yang seharusnya positif dan penuh hal-hal baik," ujar Hasto.
Sebelum kejadian di Kridosono, Prabowo juga diketahui pernah terlihat marah-marah di hadapan publik. Beberapa di antaranya terjadi pada momen berikut:
Kampanye nasional di GBK
Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno terlihat menegur pendukungnya di tengah ia menyampaikan orasi di acara kampanye nasional di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (7/4/2019).
Saat itu ada beberapa pendukung yang asyik mengobrol saat Prabowo berbicara. Merasa terganggu, Prabowo pun menegurnya secara langsung.
“Anda diam dulu, Anda diam dulu. Ini ratusan ribu sedang mendengar,” kata Prabowo saat itu.
Saat kondisi sudah dirasa kondusif, ia pun melanjutkan orasinya sebagai puncak acara kampanye pagi itu.
Debat ke-4 pilpres
Di kesempatan lain, saat debat ke-4 Pilpres 30 Maret 2019, Prabowo menghentikan sejenak penjelasannya dan menanyakan kenapa hadirin tertawa atas topik yang tengah didiskusikan.
Saat itu Prabowo tengah menyampaikan pendapatnya kepada Jokowi, tentang pertahanan negara yang dinilainya lemah dan rapuh. Namun, penonton justru tertawa.
"Yang ketawa, kenapa kalian ketawa? Pertahanan Indonesia rapuh, kalian ketawa, lucu ya. Kok lucu?," ujarnya sambil menudingkan jarinya ke arah penonton.
Tegur hadirin di Sumenep
Dikutip dari Tribunnews, saat menyambangi Pondok Pesantren Assadad, Sumenep, Prabowo terlihat menegur penonton yang berbicara saat dirinya berbicara.
"Kenapa kok, ada apa bicara sendiri-sendiri? Apa you aja yang mau bicara di sini? Kalau sakit, dibawa keluar,” kata Prabowo.
Para hadirin kebanyakan kiai, habib, dan tokoh masyarakat. Mereka meneriakkan kata lanjut, hingga Prabowo melanjutkan pidatonya.
Penjelasan BPN
Menanggapi hal ini, BPN memberikan penjelasan. Direktur Hukum dan Advokasi BPN Sufmi Dasco Ahmad menyebut Prabowo menggebrak meja karena merasa belum bisa berbuat sesuatu untuk negara ini.
"Emosi karena belum bisa berbuat banyak untuk bangsa dan negara karena belum bisa berjuang untuk rakyat," kata Dasco.
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Kesejahteraan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyebut emosi itu sebagai hal wajar. Tindakan Prabowo merupakan luapan kekesalan atas kondisi negara yang karut-marut saat ini.
Ia menganggap kekesalan tidak mungkin disampaikan dengan bahasa yang halus.
"Ya beliau sampaikan pasti dengan tegas dan keras. Orasi ya begitu, orator ya begitu," kata Hidayat, Selasa (9/4/2019).
Menurut dia, media hanya menyorot kejadian gebrak podium, tetapi tidak mengangkat ekspresi dan bagian orasi Prabowo yang lain.
"Kan yang diambil cuma berapi-apinya. Sementara beliau guyonan, beliau menyapa dengan sangat ramah, beliau menenteramkam massa untuk tidak anarkis, untuk tidak melakukan tindakan menyebar hoaks, kok enggak dijadikan bagian penting?" ujarnya.
Sumber: Kompas.com (Haryanti Puspa Sari, Jessi Carina, Markus Yuwono)
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/10/05500071/ekspresi-emosional-prabowo-dinilai-negatif-oleh-pesaing-hingga-penjelasan