Salin Artikel

Hashim Sebut KPU Konyol, Ini Sebabnya...

Hal ini berawal dari IT BPN yang menemukan 17,5 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 yang janggal. Salah satu kejanggalannya adalah, ditemukan 9,8 juta nama pada DPT yang bertanggal lahir sama.

IT BPN yang diwakili Agus Maksun pun melaporkan temuan tersebut ke KPU agar ditindaklanjuti.

"Atas DPT janggal itu, KPU malah melakukan sampling di titik-titik yang berbeda dengan temuan kami," ujar Agus dalam konferensi pers di Grand Ballroom Ayana Hotel, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2019).

"Kami kemudian mendapatkan update, ditemukan orang yang lahirnya tanggal 1, bulan 1 atau yang lahir tanggal 31 bulan 12. Mereka difoto, dilaporkan kepada kami bahwa ini orang-orangnya. Ya kita tahu, memang ada yang lahir tanggal segitu bulan segitu. Tapi bukan itu maksud kami," lanjut Agus.

Semestinya, KPU tidak perlu melakukan sampling. KPU semestinya tinggal mengecek ke lapangan langsung apakah 9,8 juta nama di DPT yang bertanggal lahir sama berdasarkan temuan IT BPN itu benar-benar ada atau tidak.

Sebab, temuan IT BPN yang diserahkan ke KPU berupa by name by address. Sehingga tidak terlalu sulit untuk mengeceknya secara langsung.

Hashim yang turut serta dalam konferensi pers tersebut menyela.

"Ini menurut kami konyol. Ini contoh saja ya, tindakan konyol," ujar Hashim.

Ia kemudian menjelaskan hal yang sama seperti yang dijelaskan Agus sebelumnya menggunakan bahasa Inggris. Diketahui, dalam konferensi pers tersebut, turut hadir pemantau dan media asing.

Hashim juga mengatakan, KPU serta Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri seolah-olah tidak ada yang mau bertanggung jawab atas temuan karut marutnya identitas warga negara tersebut.

"Tidak ada pihak manapun dari kedua ini, (KPU dan Dukcapil) yang mau bertanggung jawab atas keabsahan dari data kami ini," ujar Hashim.

Pihak BPN tetap mendorong supaya KPU segera memperbaiki DPT Pemilu 2019 secepat mungkin. Perbaikan ini demi mencegah kecurangan terjadi.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/01/16554891/hashim-sebut-kpu-konyol-ini-sebabnya

Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke